PTK Media LCD dan Motivasi Belajar

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI PEMBAGIAN ADMINISTRASI Dengan Media LCD

NAMA : KOMARUDIN
NIM : 825173896

ABSTRAK

Komarudin, NIM : 825173896, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Materi Pembagian Administrasi Wilayah Indonesia Dengan Media LCD Di Kelas Vi SD N 1 Raman Jaya. Pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas VI SD N 1 Raman Jaya belum menunjukkan hasil yang memuaskan, hal ini dapat di lihat dari hasil belajar siswa yang berada di bawah standar minimal.

Sebagaimana pembelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia siswa yang lulus tes hanya 5 orang dari 23 siswa. Hal ini menunjukkan motivasi belajar siswa yang rendah, maka dari itu dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia di kelas VI SD N Raman Jaya dengan menggunakan media LCD, sehingga nantinya hasil belajar siswa juga dapat meningkat.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tahapan yang dilaksanakan dalam setiap siklu sama yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan, dan refleksi. Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh rata-rata nilai siswa mencapai 65,65 yang sebelumnya hanya 53,48. Pada siklus II rata-rata nilai siswa mencapai 72,61 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 orang yang pada siklus I hanya 11 orang.

Demikian juga dengan aktivitas belajar siswa dan kinerja guru juga mengalami peningkatan setiap siklusnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa media LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Aktivitas Belajar, dan Media LCD




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mengubah perilaku. Perubahan perilaku tersebut mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peranan pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa pendidikan apalah jadinya manusia.

Mengingat pentingnya pendidikan pemerintah Republik Indonesia mencanangkan program pendidikan 9 tahun yang terdiri dari pendidikan Sekolah Dasar selama 6 tahun dan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama selama 3 tahun. Pendidikan di Sekolah Dasar dimulai sejak anak berusia 6 tahun.

Dalam pendidikan pendidik memegang peranan yang sangat penting. Sedikitnya terdapat tiga kata yang dapat menjadikan seorang pendidik penting, tidak saja dalam pembelajaran di kelas, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat. Tiga kata tersebut sekaligus menjadikan sifat dan karakteristik pendidik, yakni kreatif, professional, dan menyenangkan. (Mulyasa, 2008 : iii-iv).

Pendidik harus kreatif dalam memilah dan memilih, serta mengembangkan materi-materi yang akan ditransfer kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pendidik harus professional didalam melaksanakan tugasnya bukan sekedar mengajar dan mentransferkan pengetahuan-pengetahuan yang dimilkinya akan tetapi ia juga harus jeli di dalam menggunakan metode agar dalam kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Profesionalisme guru merupakan sebuah kebutuhan dalam dunia pendidikan, seiring dengan meningkatnya persaingan yang sangat ketat dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Diperlukan orang-orang yang benar-benar ahli dibidangnya, sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya agar dapat memaksimalkan kinerjanya, seorang pendidik merupakan profesi yang menuntut kecakapan dan keahlian (Nazarudin, 2009:69).

Tujuan pembelajaran merupakan tuntutan profesi pendidik, untuk itu pendidik sebaiknya mampu menilai kinerjanya. Sebagai pendidik dalam mengajar dikelas, dimana kinerjanya tersebut berkaitan erat dengan kualitas intsruksional yang dimilki pendidik dalam mengajar. Sehubungan dengan menilai dan memperbaiki kinerjanya, maka seorang pendidik dirasa perlu untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan  keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran (Wardani, 2007:4.4).

Ditinjau dari beberapa hal, hasil kompetensi siswa yang dibuktikan dengan keberhasilan menyelesaikan soal-soal test. Kemampuan pendidik dalam menyajikan materi diupayakan dengan kata-kata yang mudah dicerna para siswa dan penggunaan metode yang relevan dengan materi, penggunaan media pembelajaran, kemampuan melibatkan secara aktif, pemberian kesempatan yang maksimal kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan terutama dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis (Depdiknas, 2006).

Pembelajaran IPS di kelas VI SD Negeri 1 Raman Jaya dirasakan kurang berhasil. Disamping cakupan materi yang terlalu luas, pola pembelajaran guru masih bersifat konvensional sehingga motivasi belajar siswa rendah. . Hal tersebut terlihat dari hasil tes yang dilaksanakan, dari 23 siswa yang mengikuti tes hanya terdapat 5 siswa atau hanya 21,74 % yang lulus KKM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 65, karena itu perlu perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Fatturohman dan Sutikno (2010:20) fungsi dari motivasi adalah sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara terutama memenuhi kebutuhan siswa. 

Berdasarkan pendapat tersebut maka untuk menjawab permasalahan yang dihadapi tersebut diadakan penelitian perbaikan pembelajaran IPS di Kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada materi pembagian administrasi wilayah Indonesia dengan menggunakan media LCD. Karena salah satu strategi menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah menggunakan media yang baik serta sesuai dengan tujuan pembelajaran (Fatturohman dan Sutikno, 2010).

1.    Identifikasi Masalah
Berdasarkann uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam PTK ini yaitu sebagai berikut :
a.         Siswa lebih banyak berbicara sendiri dalam pembelajaran.
b.         Sebagian siswa diam tapi tidak memperhatikan pelajaran.
c.         Perhatian siswa pada materi pembelajaran sangat kurang.
d.        Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik.
e.         Metode pembelajaran konvensional tidak menyesuaikan dengan materi.

2.    Analisis Masalah
  Dalam menentukan analisis masalah, peneliti melakukan wawancara dan diskusi dengan teman sejawat. Dalam analisis masalah tersebut  diperoleh hal-hal sebagai berikut :
a.         Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran tidak menumbuhkan minat siswa agar lebih aktif belajar.
b.         Selama menjelaskan guru kurang dalam bertanya.
c.         Guru kurang melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
d.        Guru kurang menguasai cara menggunakan metode
e.         Siswa merasa bosan dengan metode yang digunakan
f.          Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak menarik.

3.    Alternatif  dan Pemecahan Masalah
Agar motivasi belajar siswa meningkat maka guru perlu memperbaiki atau mengganti metode yang digunakan, bertanya pada siswa, melibatkan siswa, menguasai metode yang digunakan, dan memilih media yang tepat dalam pembelajaran.

Untuk alternatif tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah maka guru menggunakan metode diskusi dan media LCD dalam maningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Raman Jaya pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia.

B.       Rumusan Masalah
  Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi fokus perbaikan ini yaitu :”Bagaiman meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia melalui media LCD?”.

C.      Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dalam penelitian perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan memiliki tujuan untuk :
1.    Mendeskripsikan cara menggunakan media LCD dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia di kelas VI SD N Raman Jaya.
2.    Menganalisis dampak penggunanaan media LCD dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia di kelas VI SD N Raman Jaya.

D.      Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1.         Mengefektifkan pembelajaran dengan menggunakan media LCD.
2.         Mengefektifkan pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.         Meningkatan hasil belajar siswa.

Selain manfaat secara umum di atas manfaat yang diharapkan dapat dicapai adalah  :
a.         Bagi Pendidik :
1)      Sebagai umpan balik untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat untuk menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran.
2)      Untuk meningkatkan kompetensi pendidik agar berkembang secara professional.

b.         Bagi Peserta didik :
1)        Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
2)        Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
3)        Melatih siswa menyelesaikan masalah dan bekerjasama dalam kelompok.
4)        Melatih siswa berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

c.       Bagi Sekolah :
Meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dan daya tarik tersendiri bagi sekolah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Hamzah B. Uno (2009:3) istilah Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati langsung,tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku tertentu. 

Penjelasan lain mengatakan bahwa motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Para ahli mendefinisikan motivasi sebagai berikut :
a.         Sumadi Suryabrata (2007:70) adalah suatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
b.         Mc. Donald dalam Wasty Sumanto (2007:76) memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh “dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan”.
c.         Noehi Nasution seperti dikutip Syaiful Bahri Djamarah (2002:166) memberikan pengertian motivasi sebagai kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dari ketiga pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak sukai, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. 

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.

Oleh sebab itu setiap guru akan selalu mengusahakan agar kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Untuk itu perlu diadakan perencanaan, pengorganisasian, koordinasi kerja dan pengawasan secara baik. Dengan kata lain hal-hal itu semua dilaksanakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

2. Tingkatan dan Bentuk Motivasi Belajar
Bentuk-bentuk usaha guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa siswa adalah memberikan tugas, memberikan ganjaran yang berupa pujian, dan hadiah, mengadakan persaingan atau atau kompetisi, memberikan ulangan, memberikan angka atau nilai serta memberikan hukuman yang bersifat mendidik.

Dalam Al Qur`an dan Assunah sebagaimana dikutip oleh Muzakir (2002:255) disebutkan beberapa motivasi aktivitas hidup seseorang namun motivasi yang dapat dibenarkan adalah sebagai berikut:
a.    Tidak ada motivasi atau tradisi apapun dalam ibadah hidup dan mati kecuali Allah.
b.    Semata-mata ikhlas karena Allah SWT
c.    Untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan hidup
d.   Untuk mencapai keberuntungan akhirat.

Sardiman menyatakan (2011:88) menurut Ahli Ilmu Jiwa, di jelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hierarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatanya, yakni dari bawah keatas. 

Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, yaitu :
a.    Kebutuhan Fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya.
b.    Kebutuhan akan keamanan, yakni, rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
c.    Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa di terima dalam suatu masyarakat atau golongan(keluarga, sekolah, kelompok)
d.   Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.

Dari uraian-uraian di atas, secara sederhana dapat dibedakan dua bentuk motivasi siswa. Kedua bentuk tersebut menurut Sardiman (2011:88) adalah sebagai berikut :
a.    Motivasi Intrinsik, Motivasi ini adalah pendorong belajar siswa yang bersumber dari dalam diri siswa sebagai individu.  berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat pelajaran yang dilaksanakannya.
b.    Motivasi Ekstrinsik, Motivasi ini adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar sebagai individu, berupa suatu kondisi mengharuskannya melaksanakan pelajarannya secara maksimal.

Dilingkungan suatu sekolah terlihat cenderung penggunaan motivasi ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik. Kondisi ini terutama disebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri siswa, sementara kondisi belajar disekitarnya lebih banyak menggiringnya pada mendapatkan kepuasan belajar yang hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya.

Dalam kondisi seperti tersebut di atas, maka diperlukan usaha mengintegrasikan teori-teori motivasi, untuk dipergunakan secara operasional dilingkungan sekolah. Bagi para guru yang penting adalah cara memberikan makna semua teori yang telah diuraikan di atas, agar dapat dipergunakan secara operasional dalam memotivasi para siswanya. Diantaranya adalah dalam bentuk pemberian ganjaran yang cenderung paling banyak dipergunakan.

Dalam soal belajar, motivasi sangat penting. Motivasi adalah syarat mutlak dalam belajar. Sering kali terdapat anak yang malas, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya.

Dari beberapa pendapat yang diajukan para ahli di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa motivasi adalah suatu upaya dari sekolah dalam menggerakkan siswanya untuk belajar guna mencapai hasil atau hasil yang diharapkan bersama.

B.   Media Pembelajaran
1. Pengertian
Media menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:30) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.

Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2004:75), Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, alat peraga, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar. Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai.


2.    Kriteria Pemilihan Media dan Fungsi Media
Azhar Arsyad (2004:15) mengungkapkan bahwa dalam memilih media hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a.         Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan/ atau audio).
b.         Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio, dan/ atau kegiatan fisik)
c.         Kemampuan mengakomodasikan umpan balik
d.        Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama)
e.         Tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan biaya.

Fungsi Media menurut Hamalik (2006:51) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Menurut Wina Sanjaya (2006:45) kegunaan-kegunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.         Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
b.         Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c.         Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
d.        Memberikan perangsang belajar yang sama.
e.         Menyamakan pengalaman.
f.          Menimbulkan persepsi yang sama.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. 

Martinis Yamin (2008:23) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
a.  Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda‑beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu.

b.  Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi.

c Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran.

d Efisiensi dalam waktu dan tenaga, Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum.

e Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik.

f Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.

g Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar, Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber‑sumber ilmu pengetahuan.

h Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produkti, dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu‑satunya sumber belajar bagi siswa.

3. Klasifikasi Media Pembelajaran
Sejalan dengan perkembangan teknologi maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. 

Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (dalam Azhari Arsyad) (2004:33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu :
a.    Pilihan Media Tradisional
1)        Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips.
2)        Visual yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu.
3)        Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge.
4)        Penyajian multimedia yaitu slide plus suara (tape).
5)        Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, video.
6)        Media cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, lembaran lepas (hand-out).
7)        Media realia yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka).

b.    Pilihan Media Teknologi Mutakhir
1)        Media berbasis telekomunikasi yaitu telekonferen, kuliah jarak jauh.
2)        Media berbasis mikroprosesor yaitu computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hipermedia, compact (video) disc.

Sedangkan klasifikasi media pembelajaran menurut Ibrahim yang dikutip oleh Djamarah dan Aswan Zain (2006:55)  media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, proyeksi, televisi, video, dan komputer.

C.   Media LCD
1. Pengertian
LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu metode tampilan yang menggunakan panel-panel kristal cair sebagai pembentuk gambar. Pada LCD Projector, gambar yang di layar dibentuk dari 3 buah LCD Panel (Red, Green, Blue) yang masing-masing membentuk element gambar Merah, Hijau dan Biru. Dari ketiga element gambar tersebut lalu disatukan lewat prisma dan kemudian difokuskan ke lensa dan diteruskan ke layar. 

Dalam hal ini LCD Panel seperti deretan jendela-jendela yang bisa membuka-tutup, dengan sudut bukaan dari tertutup rapat hingga membuka lebar, lalu disorot oleh lampu dari belakang. Dari kombinasi susunan jendela-jendela yang terbuka dan tertutup tersebut, terbentuklah sebuah gambar (Azhar Arsyad, 2009).

Liquit Crystal Display (LCD) saat ini banyak dipakai sebagai layar komputer maupun Note Book atau Laptop. Laptop yang dipadukan dengan proyektor dapat dijadikan media pembelajaran yang cukup menarik. Tampilan yang dihasilkan pada layar yang cukup lebar antara 2 x 2 meter, sangat cocok digunakan untuk kelompok besar atau kelas yang siswanya banyak. 

Perpaduan antara Laptop dengan LCD Proyektor dapat menyajikan pesan atau materi pembelajaran sesuai desain/ rancangan yang telah disiapkan. Desain pesan dapat berwujud: Audio, Visual Diam, Visual Gerak, atau Audio Visual Gerak. Dengan tampilan penuh warna (Full Color) sangat menarik minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.(Daryanto : 2010)

2.  Karakteristik Media LCD
Menurut Daryanto (2010: 53) karakteristik dari media LCD (Liquid Crystal Display), antara lain:
a.  LCD bentuknya datar (flat) dan hanya menggunakan elemen kecil sehingga energi yang dibutuhkan juga kecil.
b.  LCD lebih memudahkan pembacaan dan menciptakan kenyamanan kerja di depan komputer dalam waktu lama.
c.  LCD hanya dapat digunakan untuk satu resolusion.

2.  Kelebihan dan Kekurangan Media LCD
Beberapa kelebihan – kelebihan dalam penggunaan media LCD (Liquid Crystal Display), antara lain :
a.  Dapat menayangkan apa saja yang ada di monitor ( misalnya : teks, data, gambar, dll ).
b.  Warna lebih matang / solid.
c.  Cocok untuk gamba yang cerah dan berwarna – warni, dan lebih bagus untuk gambar yang bergerak cepat.

Beberapa kekurangan–kekurangan dalam penggunaan media LCD ( Liquid Crystal Display ), antara lain :
a.    Ruangan harus gelap.
b.    Kurang bagus untuk gambar / tampilan yang gelap.

Penggunaan LCD menuntut adanya rancangan program yang dikembangkan secara profesional sehingga efektivitas penggunaan dapat tercapai dengan baik.
a.    Materi pelajaran yang akan disajikan dirancang terlebih dahulu menggunakan komputer;
b.    Setelah data selesai dirancang dan diprogram di komputer, data tersebut diproyeksikan menggunakan LCD.

Jadi penggunaan LCD dalam pembelajaran merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang kegunaannya adalah untuk memproyeksikan materi pelajaran yang telah dirancang oleh guru untuk ditayangkan kepada siswa di dalam kelas. (Daryanto, 2010)

4. Program Power Point
Power point merupakan salah satu program Microsoft Office yang dapat menampilkan pesan-pesan pembelajaran melalui proyeksi LCD melalui perangkat komputer. Untuk dapat mengoperasikan program power point ini seorang guru harus mengerti dan dapat mengoperasikan komputer, dan lebih lagi jika seorang guru yang ingin membuat slide-slide pembelajaran melalui program ini. Dia harus menguasai terlebih dahulu cara mengoperasikan program power point.

Program power point jika dilihat hasil penampilannya melalui proyeksi LCD ke layar, hampir sama dengan film slide yang dahulu, namun bedanya terletak pada cara pembuatannya dan cara kerjanya. Slide melalui pemotretan sedangkan power point sudah dapat ditampilkan hanya dengan menggunakan fasilitas yang sudah ada dalam komputer, dan power point dapat secara serentak menampilkan gambar dan suara, sedangkan film slide tidak bersuara kecuali suaranya melalui tape recorder (Daryanto, 2010).

D.   Karakteristik Anak Usia SD
Siswa Sekolah Dasar adalah anak-anak usia 6 – 12 tahun. Siswa kelas 1-3 dikatakan siswa kelas rendah dan siswa kelas 4-6 disebut siswa kelas tinggi. Pembelajaran untuk siswa kelas rendah berbeda dengan siswa kelas tinggi.

Esensi pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran konkret dan esensi pembelajaran dikelas tinggi adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis, sistematis untuk membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga penerapannya.(Sri Anitah W dkk, 2013).

Menurut Mulyani Sumantri (2012:2.48) kemampuan setiap anak berbeda-beda kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor intelektual dan lingkungan serta organ berbicara seseorang. Kemampuan bersosialisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik keluarga, teman sebaya, dan kemajuan teknologi.

Untuk mengembangkan potensi tersebut maka perlu dilakukan pembelajaran. Supaya belajar terjadi secara baik maka seorang guru harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Menurut Sri Anitah W dkk, 2013:1.9) prinsip-prinsip belajar untuk anak SD meliputi :
1.         Motivasi
2.         Perhatian
3.         Aktivitas
4.         Balikan, dan
5.         Perbedaan Individual

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.      Subjek , Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1.    Subjek Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), jadi subjek dari penelitiannya adalah siswa dalam satu kelas. Yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1.

Mata pelajaran yang diambil adalah Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi pembagian administrasi wilayah Indonesia.

2.    Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Raman Jaya yang berada di Desa Raman Jaya Kecamatan Belitang II Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan.

3.    Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yang akan membahas tentang materi pembagian administrasi wilayah Indonesia mata pelajaran IPS. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel  1.  Rencana Pelaksanaan  Perbaikan  Pembelajaran

  No
Siklus
Tanggal
1.
I
07/10/2014
2.
II
21/10/2014

4.    Pihak yang Membantu
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini banyak pihak yang membantu, diantaranya kepala sekolah, guru, dan staf sekolah. Untuk melaksanakan observasi peneliti dibantu oleh seorang observer. Data observer tersebut adalah :
Nama                          : Supardi, S.Pd.SD
NIP                             : 19621213 198308 1 002
Pangkat / Golongan     : Pembina / IV a
Jabatan                        : Kepala Sekolah
Unit Kerja                   : SD Negeri 1 Ramanjaya Kec. Belitang II

B.       Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain prosedur dalam perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus, pada masing-masing siklus terdapat tahapan-tahapan yang dilalui, tahapan-tahapan tersebut yaitu :
1.    Perencanaan
2.    Pelaksanaan
3.    Observasi
4.    Refleksi

Siklus I
Pada perbaikan pembelajaran siklus I materi yang disampaikan sama dengan materi yang diberikan pada pra siklus. Namun terdapat perbedaan pada perencanaan yang dibuat dan pelaksanaan pembelajarannya. Dari hasil observasi pada pra siklus kemudian diadakan refleksi untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana perbaikan pembelajaran siklus I.

Tahapan-tahapan pada siklus I meliputi :
a.  Perencanaan
            Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut  :
1)    Menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi   dan Kompetensi Dasar.
2)    Menentukan indikator yang hendak dicapai
3)    Menyiapkan media yang akan digunakan yaitu media gambar.
4)    Menyiapkan lembar observasi
5)    membuat alat evaluasi atau tes

b.              Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus I yang dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2014, jumlah siswa yang hadir sebanyak 23 orang. Untuk melakukan observasi terhadap guru dan siswa dibantu oleh seorang supervisor. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah :
1)        Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, dan kepercayaan masing-masing, presensi, apersepsi dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut :
-        Apakah nama desa tempat kamu tinggal ?
-        Apa nama Kecamatan, kabupaten, dan Propinsinya ?

2)        Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
3)        Menunjukkan kepada siswa gambar peta wilayah Indonesia melalui LCD
4)        Bertanya kepada siswa tentang wilayah Indonesia dalam peta.
5)        Menunjukkan perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia dalam peta.
6)        Membagi siswa dalam beberapa kelompok
7)        Menjelaskan kepada siswa tentang materi yang diskusikan
8)        Membimbing dan memotivasi siswa dalam kelompok diskusinya;
9)        Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan meminta kelompok lain untuk menanggapinya atau bertanya
10)    Membuat kesimpuan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dan meluruskan kesalah pemahaman dari hasil presentasi
11)    Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
12)    Membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan
13)    Memberikan tes tertulis
14)    Memberikan tugas terhadap materi yang disampaikan

c.  Observasi
a.         Situasi kegiatan belajar mengajar
b.         Proses penyelesaian tugas yang dilaksanakan siswa
c.         Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas siswa dan mempertanggungjawabkannya

d.   Refleksi
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
1)      Sebagian besar (75% dari siswa) mampu menyelesaikan tugas yang diberikan.
2)      Sebagian besar (70% dari siswa) menguasai materi pelajaran yang diberikan.
3)      Sebagain besar (70% dari siswa) berani dan mampu mempertanggungjawabkan tugas yang telah dikerjakan.
4)      Sebagian besar (70 % dari siswa) hasil belajar dan motivasi belajar  siswa lebih meningkat.
5)      Penyelesaian tugas sesuai dengan waktu.

Siklus 2
Pelaaksanaan perbaikan pembeljaran pada siklus II didasarkan pada hasil observasi dan refeksi pada siklus I. Tahapan-tahapan yang dilalui sama dengan pada siklus I, namun ada beberapa perbedaan yaitu pada kegiatan inti dimana terdapat beberapa perubahan. Adapaun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

a.  Perencanaan
            Pada tahap perencanaan siklus I dibuat berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, yaitu :
1)        Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II berdasarkan refleksi siklus I.
2)        Menyiapkan media LCD dan presentasi yang dibuat dalam program Powerpoint
3)        Menyiapkan lembar observasi
4)        Menyiapkan lembar evaluasi dan penilaian

b. Pelaksanaan
            Pelaskanaan Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2014. Dibantu oleh seorang observer untuk mengamati proses pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1)        Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, dan kepercayaan masing-masing, presensi, apersepsi untuk mengawali pelajaran dengan mengajukan pertanyaan :
@  Jembatan Ampera berada di Propinsi mana ?
@  Cerita sangkuriang berasal dari propinsi ?
2)        Memberikan motivasi dan menjelaskan manfaat dari pembelajaran
3)        Menayangkan gambar peta wilayah Indonesia melalui LCD dengan program powerpoint
4)        Menunjuk salah satu siswa untuk menunjukkan propinsi pada awal kemerdekaan pada peta di media LCD.
5)        Membagi siswa dalam beberapa kelompok
6)        Menjelaskan cara berdiskusi yang baik dan memberikan motivasi agar seluruh siswa aktif dalam kelompoknya.
7)        Membagikan materi kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan.
8)        Membimbing dan memotivasi siswa dalam kelompok diskusinya;
9)        Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan meminta kelompok lain untuk menanggapinya atau bertanya
10)    Membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dan meluruskan kesalah pemahaman dari hasil presentasi
11)    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
12)    Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan
13)    Bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan
14)    Memberikan tes tertulis dan lisan untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang

c.  Observasi
            Observasi atau pengamatan perbaikan pembelajaran dibantu oleh orang observer dengan menggunakan lembar observasi, baik kepada guru, siswa dan hasil pembelajaran. Observasi tersebut digunakan sebagai bahan untuk refleksi apakah hasil yang diharapkan sudah tercapai.

d. Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan media LCD dalam peningkatan motivasi belajar siswa kelas VI SD N  I Raman Jaya mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia.
.
C.   Teknik Analisis Data
Untuk menarik suatu jawaban dari hasil analisa data penelitian ini maka penulis mengadakan beberapa tahapan yaitu : pemeriksaan (editing), Pengkodean (coding), Pengklasifikasian, pentabulasian, dan akhirnya menarik kesimpulan (verifikasi).
Sesuai dengan data yang terkumpul, selanjutnya dianalisa dengan menggunakan rumus prosentasi sebagai berikut :
            f
P   =           X 100 
           N

DAFTAR PUSTAKA


Anitah W. Sri. dkk. Modul 1. Strategi Pembelajaran di SD. Hakikat Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Arsyad, Azhar. (2004). Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Pentinng Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta,

Djamarah, Syauful Bahri, dan Zain, Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara,

Mulyasa, (2008). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Muzakir, Yusuf Abdul Mujib Mausa, (2002). Psikologi Islam, Jakarta: Rajawali Pers,

Nazarudin. (2009).Regulasi Pendidikan Menjadi guru Profesional Pasca Sertifikasi. Yogyakarta : Pustaka Felicha.

Sanjaya, Wina. (2006).  Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sardiman.(2011). Interaksi  dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Soemanto, Wasty, (2007) Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan, Jakarta : Bina Aksara.

Sumantri. Mulyani.(2012). Modul 2. Perkembangan Peserta Didik: Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Suryabrata, Sumadi, (2007). Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta,

Uno, B. Hamzah. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Wardani. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Yamin, Martinis.(2008). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : CP Press.