PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI
PEMBAGIAN ADMINISTRASI Dengan Media LCD
NAMA : KOMARUDIN
NIM : 825173896
Email : Komarrudin599@gmail.com
ABSTRAK
Komarudin, NIM : 825173896, Peningkatan Motivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Materi Pembagian Administrasi Wilayah Indonesia
Dengan Media LCD Di Kelas Vi SD N 1 Raman Jaya. Pembelajaran IPS yang
dilaksanakan di kelas VI SD N 1 Raman Jaya belum menunjukkan hasil yang
memuaskan, hal ini dapat di lihat dari hasil belajar siswa yang berada di bawah
standar minimal.
Sebagaimana pembelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia siswa yang lulus tes hanya 5 orang dari 23 siswa. Hal ini menunjukkan motivasi belajar siswa yang rendah, maka dari itu dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia di kelas VI SD N Raman Jaya dengan menggunakan media LCD, sehingga nantinya hasil belajar siswa juga dapat meningkat.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tahapan yang dilaksanakan dalam setiap siklu sama yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan, dan refleksi. Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh rata-rata nilai siswa mencapai 65,65 yang sebelumnya hanya 53,48. Pada siklus II rata-rata nilai siswa mencapai 72,61 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 orang yang pada siklus I hanya 11 orang.
Demikian juga dengan aktivitas belajar siswa dan kinerja guru juga mengalami peningkatan setiap siklusnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa media LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia.
Sebagaimana pembelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia siswa yang lulus tes hanya 5 orang dari 23 siswa. Hal ini menunjukkan motivasi belajar siswa yang rendah, maka dari itu dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia di kelas VI SD N Raman Jaya dengan menggunakan media LCD, sehingga nantinya hasil belajar siswa juga dapat meningkat.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tahapan yang dilaksanakan dalam setiap siklu sama yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan, dan refleksi. Dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh rata-rata nilai siswa mencapai 65,65 yang sebelumnya hanya 53,48. Pada siklus II rata-rata nilai siswa mencapai 72,61 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 orang yang pada siklus I hanya 11 orang.
Demikian juga dengan aktivitas belajar siswa dan kinerja guru juga mengalami peningkatan setiap siklusnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa media LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia.
Kata Kunci : Motivasi
Belajar, Aktivitas Belajar, dan Media LCD
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mengubah perilaku.
Perubahan perilaku tersebut mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Peranan pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa pendidikan
apalah jadinya manusia.
Mengingat pentingnya pendidikan pemerintah Republik Indonesia
mencanangkan program pendidikan 9 tahun yang terdiri dari pendidikan Sekolah
Dasar selama 6 tahun dan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama selama 3 tahun.
Pendidikan di Sekolah Dasar dimulai sejak anak berusia 6 tahun.
Dalam pendidikan
pendidik memegang peranan yang sangat penting. Sedikitnya terdapat
tiga kata yang dapat menjadikan seorang pendidik penting, tidak saja dalam
pembelajaran di kelas, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat. Tiga kata tersebut
sekaligus menjadikan sifat dan karakteristik pendidik, yakni kreatif,
professional, dan menyenangkan. (Mulyasa, 2008 : iii-iv).
Pendidik
harus kreatif dalam memilah dan memilih, serta mengembangkan materi-materi yang
akan ditransfer kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Pendidik harus professional didalam
melaksanakan tugasnya bukan sekedar mengajar dan mentransferkan
pengetahuan-pengetahuan yang dimilkinya akan tetapi ia juga harus jeli di dalam
menggunakan metode agar dalam kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif
dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Profesionalisme
guru merupakan sebuah kebutuhan dalam dunia pendidikan, seiring dengan
meningkatnya persaingan yang sangat ketat dalam era globalisasi seperti
sekarang ini. Diperlukan orang-orang yang benar-benar ahli dibidangnya, sesuai
dengan kapasitas yang dimilikinya agar dapat memaksimalkan kinerjanya, seorang
pendidik merupakan profesi yang menuntut kecakapan dan keahlian (Nazarudin,
2009:69).
Tujuan
pembelajaran merupakan tuntutan profesi pendidik, untuk itu pendidik sebaiknya
mampu menilai kinerjanya. Sebagai pendidik dalam mengajar dikelas, dimana
kinerjanya tersebut berkaitan erat dengan kualitas intsruksional yang dimilki
pendidik dalam mengajar. Sehubungan dengan menilai dan memperbaiki kinerjanya,
maka seorang pendidik dirasa perlu untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) untuk meningkatkan keberhasilan
dalam kegiatan pembelajaran (Wardani, 2007:4.4).
Ditinjau dari
beberapa hal, hasil kompetensi siswa yang dibuktikan dengan keberhasilan
menyelesaikan soal-soal test. Kemampuan pendidik dalam menyajikan materi
diupayakan dengan kata-kata yang mudah dicerna para siswa dan penggunaan metode
yang relevan dengan materi, penggunaan media pembelajaran, kemampuan melibatkan
secara aktif, pemberian kesempatan yang maksimal kepada siswa untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan terutama dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui
mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Di masa yang akan datang peserta
didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu
mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis (Depdiknas,
2006).
Pembelajaran IPS
di kelas VI SD Negeri 1 Raman Jaya dirasakan kurang berhasil. Disamping cakupan
materi yang terlalu luas, pola pembelajaran guru masih bersifat konvensional
sehingga motivasi belajar siswa rendah. . Hal tersebut terlihat dari
hasil tes yang dilaksanakan, dari 23 siswa yang mengikuti tes hanya terdapat 5
siswa atau hanya 21,74 % yang lulus KKM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 65, karena itu
perlu perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut
Fatturohman dan Sutikno (2010:20) fungsi dari motivasi adalah sebagai
pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk
mencapai tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan
terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara terutama memenuhi kebutuhan
siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut maka untuk menjawab permasalahan yang dihadapi tersebut diadakan penelitian perbaikan pembelajaran IPS di Kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada materi pembagian administrasi wilayah Indonesia dengan menggunakan media LCD. Karena salah satu strategi menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah menggunakan media yang baik serta sesuai dengan tujuan pembelajaran (Fatturohman dan Sutikno, 2010).
Berdasarkan pendapat tersebut maka untuk menjawab permasalahan yang dihadapi tersebut diadakan penelitian perbaikan pembelajaran IPS di Kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada materi pembagian administrasi wilayah Indonesia dengan menggunakan media LCD. Karena salah satu strategi menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah menggunakan media yang baik serta sesuai dengan tujuan pembelajaran (Fatturohman dan Sutikno, 2010).
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkann
uraian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam PTK ini
yaitu sebagai berikut :
a.
Siswa lebih banyak berbicara sendiri dalam
pembelajaran.
b.
Sebagian siswa diam tapi tidak memperhatikan
pelajaran.
c.
Perhatian siswa pada materi pembelajaran sangat
kurang.
d.
Media pembelajaran yang digunakan kurang
menarik.
e.
Metode pembelajaran konvensional tidak
menyesuaikan dengan materi.
2. Analisis Masalah
Dalam menentukan analisis masalah, peneliti
melakukan wawancara dan diskusi dengan teman sejawat. Dalam analisis masalah
tersebut diperoleh hal-hal sebagai
berikut :
a.
Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran
tidak menumbuhkan minat siswa agar lebih aktif belajar.
b.
Selama menjelaskan guru kurang dalam bertanya.
c.
Guru kurang melibatkan siswa aktif dalam
kegiatan belajar mengajar.
d.
Guru kurang menguasai cara menggunakan metode
e.
Siswa merasa bosan dengan metode yang digunakan
f.
Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran tidak menarik.
3. Alternatif
dan Pemecahan Masalah
Agar motivasi
belajar siswa meningkat maka guru perlu memperbaiki atau mengganti metode yang
digunakan, bertanya pada siswa, melibatkan siswa, menguasai metode yang
digunakan, dan memilih media yang tepat dalam pembelajaran.
Untuk alternatif
tindakan yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah maka guru menggunakan
metode diskusi dan media LCD dalam maningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI
SD Negeri 1 Raman Jaya pada mata pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah
Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas
maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi fokus perbaikan ini yaitu :”Bagaiman
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada mata
pelajaran IPS materi pembagian administrasi wilayah Indonesia melalui media LCD?”.
C.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dalam penelitian
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan memiliki tujuan untuk :
1.
Mendeskripsikan cara menggunakan media LCD dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pembagian
administrasi wilayah Indonesia di kelas VI SD N Raman Jaya.
2.
Menganalisis dampak penggunanaan media LCD dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pembagian
administrasi wilayah Indonesia di kelas VI SD N Raman Jaya.
D.
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil penelitian yang
peneliti lakukan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1.
Mengefektifkan
pembelajaran dengan menggunakan media LCD.
2.
Mengefektifkan
pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.
Meningkatan
hasil belajar siswa.
Selain manfaat secara umum di
atas manfaat yang diharapkan dapat dicapai adalah :
a.
Bagi
Pendidik :
1)
Sebagai
umpan balik untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat
untuk menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran.
2)
Untuk
meningkatkan kompetensi pendidik agar berkembang secara professional.
b.
Bagi
Peserta didik :
1)
Meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
2)
Meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
3)
Melatih
siswa menyelesaikan masalah dan bekerjasama dalam kelompok.
4)
Melatih
siswa berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
c.
Bagi
Sekolah :
Meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dan daya tarik
tersendiri bagi sekolah.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Motivasi
Belajar
1.
Pengertian Motivasi
Menurut
Hamzah B. Uno (2009:3) istilah Motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati
langsung,tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku tertentu.
Penjelasan lain mengatakan bahwa motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Penjelasan lain mengatakan bahwa motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Para
ahli mendefinisikan motivasi sebagai berikut :
a.
Sumadi Suryabrata
(2007:70) adalah suatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang yang mendorong
untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
b.
Mc. Donald dalam Wasty
Sumanto (2007:76) memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai perubahan
tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh “dorongan efektif dan
reaksi-reaksi mencapai tujuan”.
c.
Noehi Nasution seperti
dikutip Syaiful Bahri Djamarah (2002:166) memberikan pengertian motivasi
sebagai kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dari
ketiga pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga
seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak sukai, maka
akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu dapat dirangsang
oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.
Oleh sebab itu setiap guru akan selalu
mengusahakan agar kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dapat dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Untuk itu perlu diadakan perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi kerja dan pengawasan secara baik. Dengan kata lain
hal-hal itu semua dilaksanakan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
secara efektif dan efisien.
2.
Tingkatan dan Bentuk Motivasi Belajar
Bentuk-bentuk usaha guru dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa siswa adalah memberikan tugas, memberikan ganjaran yang berupa pujian,
dan hadiah, mengadakan persaingan atau atau kompetisi, memberikan ulangan,
memberikan angka atau nilai serta memberikan hukuman yang bersifat mendidik.
Dalam Al Qur`an dan Assunah sebagaimana dikutip oleh Muzakir
(2002:255) disebutkan beberapa motivasi aktivitas hidup seseorang namun
motivasi yang dapat dibenarkan adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada motivasi atau tradisi apapun
dalam ibadah hidup dan mati kecuali Allah.
b. Semata-mata ikhlas karena Allah SWT
c. Untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan
hidup
d.
Untuk mencapai keberuntungan akhirat.
Sardiman menyatakan (2011:88)
menurut Ahli Ilmu Jiwa, di jelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu
hierarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatanya, yakni dari bawah
keatas.
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, yaitu :
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, yaitu :
a. Kebutuhan Fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan
untuk istirahat, dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan keamanan, yakni, rasa aman, bebas dari
rasa takut dan kecemasan.
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa di terima dalam
suatu masyarakat atau golongan(keluarga, sekolah, kelompok)
d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni
mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan,
sosial, pembentukan pribadi.
Dari uraian-uraian di atas, secara sederhana dapat dibedakan dua bentuk motivasi siswa. Kedua bentuk tersebut menurut Sardiman (2011:88) adalah sebagai berikut :
a.
Motivasi Intrinsik, Motivasi ini adalah pendorong
belajar siswa yang bersumber dari dalam diri siswa sebagai individu. berupa kesadaran mengenai pentingnya atau
manfaat pelajaran yang dilaksanakannya.
b.
Motivasi Ekstrinsik, Motivasi ini adalah motif-motif
yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar sebagai individu,
berupa suatu kondisi mengharuskannya melaksanakan pelajarannya secara maksimal.
Dilingkungan suatu sekolah terlihat cenderung penggunaan
motivasi ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik. Kondisi ini
terutama disebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri
siswa, sementara kondisi belajar disekitarnya lebih banyak menggiringnya pada
mendapatkan kepuasan belajar yang hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya.
Dalam kondisi seperti tersebut di atas, maka diperlukan usaha
mengintegrasikan teori-teori motivasi, untuk dipergunakan secara operasional
dilingkungan sekolah. Bagi para guru yang penting adalah cara memberikan makna
semua teori yang telah diuraikan di atas, agar dapat dipergunakan secara operasional
dalam memotivasi para siswanya. Diantaranya adalah dalam bentuk pemberian
ganjaran yang cenderung paling banyak dipergunakan.
Dalam soal belajar, motivasi sangat penting. Motivasi adalah
syarat mutlak dalam belajar. Sering kali terdapat anak yang malas, suka
membolos dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti bahwa guru tidak berhasil
memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap
tenaga dan pikirannya.
Dari beberapa
pendapat yang diajukan para ahli di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa
motivasi adalah suatu upaya dari sekolah dalam menggerakkan siswanya untuk
belajar guna mencapai hasil atau hasil yang diharapkan bersama.
B. Media Pembelajaran
1.
Pengertian
Media menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain (2006:30) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses
belajar.
Menurut Gerlach dan
Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2004:75), Kata media berasal dari bahasa
latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.
Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,
alat peraga, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau
komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam
proses belajar. Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran
kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan
sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan
berbagai media yang sesuai.
2. Kriteria
Pemilihan Media dan Fungsi Media
Azhar Arsyad
(2004:15) mengungkapkan bahwa dalam memilih media hendaknya memperhatikan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
a.
Kemampuan
mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan/ atau audio).
b.
Kemampuan
mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio, dan/ atau kegiatan
fisik)
c.
Kemampuan
mengakomodasikan umpan balik
d.
Pemilihan
media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan
untuk latihan dan tes (sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama)
e.
Tingkat
kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektivan biaya.
Fungsi Media menurut
Hamalik (2006:51) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa.
Menurut Wina Sanjaya
(2006:45) kegunaan-kegunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
b.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c.
Penggunaan
media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak
didik.
d.
Memberikan
perangsang belajar yang sama.
e.
Menyamakan
pengalaman.
f.
Menimbulkan
persepsi yang sama.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran
adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada
beberapa manfaat media yang lebih rinci.
Martinis Yamin (2008:23) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
Martinis Yamin (2008:23) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
a. Penyampaian materi pelajaran dapat
diseragamkan, Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda‑beda terhadap
suatu konsep materi pelajaran tertentu.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, dengan
berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui
suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, Jika
dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa
melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga, Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru
adalah, selalu kekurangan waktu untuk mencapai target kurikulum.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, Penggunaan
media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga
membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya
dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang
memahami pelajaran secara baik.
f. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja, Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun,
tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.
g. Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses
belajar, Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber‑sumber ilmu pengetahuan.
h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produkti, dengan
memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu‑satunya
sumber belajar bagi siswa.
3.
Klasifikasi Media Pembelajaran
Sejalan dengan
perkembangan teknologi maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan
melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri.
Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (dalam Azhari Arsyad) (2004:33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu :
Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (dalam Azhari Arsyad) (2004:33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu :
a. Pilihan
Media Tradisional
1)
Visual
diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi overhead, slides,
filmstrips.
2)
Visual
yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram,
pameran, papan info, papan-bulu.
3)
Audio
yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge.
4)
Penyajian
multimedia yaitu slide plus suara (tape).
5)
Visual
dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, video.
6)
Media
cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah,
lembaran lepas (hand-out).
7)
Media
realia yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka).
b. Pilihan
Media Teknologi Mutakhir
1)
Media berbasis
telekomunikasi yaitu telekonferen, kuliah jarak jauh.
2)
Media berbasis
mikroprosesor yaitu computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem
tutor intelijen, interaktif, hipermedia, compact (video) disc.
Sedangkan
klasifikasi media pembelajaran menurut Ibrahim yang dikutip oleh Djamarah dan
Aswan Zain (2006:55) media dikelompokkan
berdasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima
kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga
dimensi, audio, proyeksi, televisi, video, dan komputer.
C. Media LCD
1. Pengertian
LCD (Liquid
Crystal Display) adalah salah satu metode tampilan yang menggunakan
panel-panel kristal cair sebagai pembentuk gambar. Pada LCD Projector, gambar
yang di layar dibentuk dari 3 buah LCD Panel (Red, Green, Blue) yang
masing-masing membentuk element gambar Merah, Hijau dan Biru. Dari ketiga
element gambar tersebut lalu disatukan lewat prisma dan kemudian difokuskan ke
lensa dan diteruskan ke layar.
Dalam hal ini LCD Panel seperti deretan jendela-jendela yang bisa membuka-tutup, dengan sudut bukaan dari tertutup rapat hingga membuka lebar, lalu disorot oleh lampu dari belakang. Dari kombinasi susunan jendela-jendela yang terbuka dan tertutup tersebut, terbentuklah sebuah gambar (Azhar Arsyad, 2009).
Dalam hal ini LCD Panel seperti deretan jendela-jendela yang bisa membuka-tutup, dengan sudut bukaan dari tertutup rapat hingga membuka lebar, lalu disorot oleh lampu dari belakang. Dari kombinasi susunan jendela-jendela yang terbuka dan tertutup tersebut, terbentuklah sebuah gambar (Azhar Arsyad, 2009).
Liquit Crystal
Display (LCD) saat ini
banyak dipakai sebagai layar komputer maupun Note Book atau Laptop. Laptop yang
dipadukan dengan proyektor dapat dijadikan media pembelajaran yang cukup
menarik. Tampilan yang dihasilkan pada layar yang cukup lebar antara 2 x 2
meter, sangat cocok digunakan untuk kelompok besar atau kelas yang siswanya
banyak.
Perpaduan antara Laptop dengan LCD Proyektor dapat menyajikan pesan atau materi pembelajaran sesuai desain/ rancangan yang telah disiapkan. Desain pesan dapat berwujud: Audio, Visual Diam, Visual Gerak, atau Audio Visual Gerak. Dengan tampilan penuh warna (Full Color) sangat menarik minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.(Daryanto : 2010)
Perpaduan antara Laptop dengan LCD Proyektor dapat menyajikan pesan atau materi pembelajaran sesuai desain/ rancangan yang telah disiapkan. Desain pesan dapat berwujud: Audio, Visual Diam, Visual Gerak, atau Audio Visual Gerak. Dengan tampilan penuh warna (Full Color) sangat menarik minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.(Daryanto : 2010)
2. Karakteristik Media
LCD
Menurut Daryanto
(2010: 53) karakteristik dari media LCD (Liquid Crystal Display), antara lain:
a. LCD bentuknya datar (flat) dan hanya
menggunakan elemen kecil sehingga energi yang dibutuhkan juga kecil.
b. LCD lebih memudahkan pembacaan dan menciptakan
kenyamanan kerja di depan komputer dalam waktu lama.
2. Kelebihan dan
Kekurangan Media LCD
Beberapa kelebihan –
kelebihan dalam penggunaan media LCD (Liquid Crystal Display), antara lain :
a. Dapat menayangkan apa saja yang ada di monitor
( misalnya : teks, data, gambar, dll ).
b. Warna lebih matang / solid.
c. Cocok untuk gamba yang cerah dan berwarna –
warni, dan lebih bagus untuk gambar yang bergerak cepat.
Beberapa
kekurangan–kekurangan dalam penggunaan media LCD ( Liquid Crystal Display ),
antara lain :
a.
Ruangan
harus gelap.
b.
Kurang
bagus untuk gambar / tampilan yang gelap.
c.
Air
filter harus selalu idbersihkan secara rutin
Penggunaan LCD menuntut adanya rancangan program yang dikembangkan secara profesional sehingga efektivitas penggunaan dapat tercapai dengan baik.
a.
Materi pelajaran yang akan disajikan
dirancang terlebih dahulu menggunakan komputer;
b. Setelah data
selesai dirancang dan diprogram di komputer, data tersebut diproyeksikan
menggunakan LCD.
Jadi penggunaan
LCD dalam pembelajaran merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang
kegunaannya adalah untuk memproyeksikan materi pelajaran yang telah dirancang
oleh guru untuk ditayangkan kepada siswa di dalam kelas. (Daryanto, 2010)
4. Program Power Point
Power point merupakan salah satu
program Microsoft Office yang dapat menampilkan pesan-pesan pembelajaran
melalui proyeksi LCD melalui perangkat komputer. Untuk dapat mengoperasikan
program power point ini seorang guru harus mengerti dan dapat mengoperasikan
komputer, dan lebih lagi jika seorang guru yang ingin membuat slide-slide
pembelajaran melalui program ini. Dia harus menguasai terlebih dahulu cara
mengoperasikan program power point.
Program power point jika dilihat
hasil penampilannya melalui proyeksi LCD ke layar, hampir sama dengan film
slide yang dahulu, namun bedanya terletak pada cara pembuatannya dan cara
kerjanya. Slide melalui pemotretan sedangkan power point sudah dapat
ditampilkan hanya dengan menggunakan fasilitas yang sudah ada dalam komputer,
dan power point dapat secara serentak menampilkan gambar dan suara, sedangkan
film slide tidak bersuara kecuali suaranya melalui tape recorder (Daryanto,
2010).
D. Karakteristik
Anak Usia SD
Siswa Sekolah Dasar adalah
anak-anak usia 6 – 12 tahun. Siswa kelas 1-3 dikatakan siswa kelas rendah dan
siswa kelas 4-6 disebut siswa kelas tinggi. Pembelajaran untuk siswa kelas
rendah berbeda dengan siswa kelas tinggi.
Esensi pembelajaran di kelas
rendah adalah pembelajaran konkret dan esensi pembelajaran dikelas tinggi
adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis, sistematis untuk
membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga penerapannya.(Sri Anitah W dkk,
2013).
Menurut Mulyani Sumantri
(2012:2.48) kemampuan setiap anak berbeda-beda kemampuan berbahasa sangat
dipengaruhi oleh faktor intelektual dan lingkungan serta organ berbicara
seseorang. Kemampuan bersosialisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik
keluarga, teman sebaya, dan kemajuan teknologi.
Untuk mengembangkan potensi
tersebut maka perlu dilakukan pembelajaran. Supaya belajar terjadi secara baik
maka seorang guru harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Menurut Sri
Anitah W dkk, 2013:1.9) prinsip-prinsip belajar untuk anak SD meliputi :
1.
Motivasi
2.
Perhatian
3.
Aktivitas
4.
Balikan,
dan
5.
Perbedaan
Individual
BAB
III
PELAKSANAAN
PENELITIAN
PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A.
Subjek , Tempat, Waktu Penelitian, Pihak
yang Membantu
1.
Subjek Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), jadi
subjek dari penelitiannya adalah siswa dalam satu kelas. Yang dijadikan subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD N 1 Raman Jaya pada Tahun
Pelajaran 2014/2015 Semester 1.
Mata pelajaran yang diambil adalah Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi
pembagian administrasi wilayah Indonesia.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri 1 Raman Jaya yang berada di Desa Raman Jaya Kecamatan
Belitang II Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan.
3.
Waktu Penelitian
Pelaksanaan
penelitian ini direncanakan dalam dua siklus yang akan membahas tentang materi
pembagian administrasi wilayah Indonesia mata pelajaran IPS. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran
No
|
Siklus
|
Tanggal
|
1.
|
I
|
07/10/2014
|
2.
|
II
|
21/10/2014
|
4.
Pihak yang Membantu
Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini banyak pihak yang membantu, diantaranya kepala sekolah, guru,
dan staf sekolah. Untuk melaksanakan observasi peneliti dibantu oleh seorang
observer. Data observer tersebut adalah :
Nama : Supardi, S.Pd.SD
NIP :
19621213 198308 1 002
Pangkat / Golongan : Pembina /
IV a
Jabatan :
Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD
Negeri 1 Ramanjaya Kec. Belitang II
B.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain prosedur
dalam perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus, pada
masing-masing siklus terdapat tahapan-tahapan yang dilalui, tahapan-tahapan
tersebut yaitu :
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Observasi
4.
Refleksi
Siklus I
Pada perbaikan pembelajaran siklus I materi yang disampaikan sama dengan
materi yang diberikan pada pra siklus. Namun terdapat perbedaan pada
perencanaan yang dibuat dan pelaksanaan pembelajarannya. Dari hasil observasi
pada pra siklus kemudian diadakan refleksi untuk menentukan alternatif
pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana perbaikan pembelajaran siklus I.
Tahapan-tahapan pada siklus I meliputi :
Tahapan-tahapan pada siklus I meliputi :
a. Perencanaan
Pada
tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Menentukan materi pembelajaran yang
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
2) Menentukan indikator yang hendak
dicapai
3) Menyiapkan media yang akan digunakan yaitu media gambar.
4) Menyiapkan lembar observasi
5) membuat alat evaluasi atau tes
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus I yang dilakukan pada tanggal 7 Oktober
2014, jumlah siswa yang hadir sebanyak 23 orang. Untuk melakukan observasi
terhadap guru dan siswa dibantu oleh seorang supervisor. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah
:
1)
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama,
dan kepercayaan masing-masing, presensi, apersepsi dengan memberikan pertanyaan
sebagai berikut :
-
Apakah nama desa tempat kamu tinggal ?
-
Apa nama Kecamatan, kabupaten, dan Propinsinya ?
2)
Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran
3)
Menunjukkan kepada siswa gambar peta wilayah
Indonesia melalui LCD
4)
Bertanya kepada siswa tentang wilayah Indonesia
dalam peta.
5)
Menunjukkan perkembangan sistem administrasi
wilayah Indonesia dalam peta.
6)
Membagi siswa dalam beberapa kelompok
7)
Menjelaskan kepada siswa tentang materi yang
diskusikan
8)
Membimbing dan memotivasi siswa dalam kelompok
diskusinya;
9)
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya dan meminta kelompok lain untuk menanggapinya atau bertanya
10)
Membuat kesimpuan dari hasil pembelajaran yang
telah dilaksanakan dan meluruskan kesalah pemahaman dari hasil presentasi
11)
Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
12)
Membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan
13)
Memberikan tes tertulis
14)
Memberikan tugas terhadap materi yang
disampaikan
c. Observasi
a.
Situasi kegiatan belajar mengajar
b.
Proses penyelesaian
tugas yang dilaksanakan siswa
c.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas siswa dan
mempertanggungjawabkannya
d.
Refleksi
Penelitian
tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
1)
Sebagian besar (75% dari siswa) mampu menyelesaikan tugas yang diberikan.
2)
Sebagian besar (70% dari siswa) menguasai materi pelajaran yang diberikan.
3)
Sebagain besar (70% dari siswa) berani dan mampu mempertanggungjawabkan tugas
yang telah dikerjakan.
4)
Sebagian
besar (70 % dari siswa) hasil belajar dan motivasi belajar siswa
lebih meningkat.
5)
Penyelesaian tugas sesuai dengan
waktu.
Siklus 2
Pelaaksanaan perbaikan pembeljaran pada siklus II didasarkan pada hasil
observasi dan refeksi pada siklus I. Tahapan-tahapan yang dilalui sama dengan
pada siklus I, namun ada beberapa perbedaan yaitu pada kegiatan inti dimana
terdapat beberapa perubahan. Adapaun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada
tahap perencanaan siklus I dibuat berdasarkan hasil refleksi pada siklus II,
yaitu :
1)
Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II
berdasarkan refleksi siklus I.
2)
Menyiapkan media LCD dan presentasi yang dibuat
dalam program Powerpoint
3)
Menyiapkan lembar observasi
4)
Menyiapkan lembar evaluasi dan penilaian
b. Pelaksanaan
Pelaskanaan
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2014.
Dibantu oleh seorang observer untuk mengamati proses pembelajaran.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1)
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama,
dan kepercayaan masing-masing, presensi, apersepsi untuk mengawali pelajaran
dengan mengajukan pertanyaan :
@ Jembatan Ampera berada di
Propinsi mana ?
@ Cerita sangkuriang berasal
dari propinsi ?
2)
Memberikan motivasi dan menjelaskan manfaat dari
pembelajaran
3)
Menayangkan gambar peta wilayah Indonesia
melalui LCD dengan program powerpoint
4)
Menunjuk salah satu siswa untuk menunjukkan
propinsi pada awal kemerdekaan pada peta di media LCD.
5)
Membagi siswa dalam beberapa kelompok
6)
Menjelaskan cara berdiskusi yang baik dan
memberikan motivasi agar seluruh siswa aktif dalam kelompoknya.
7)
Membagikan materi kepada masing-masing kelompok
untuk didiskusikan.
8)
Membimbing dan memotivasi siswa dalam kelompok
diskusinya;
9)
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya dan meminta kelompok lain untuk menanggapinya atau bertanya
10)
Membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran yang
telah dilaksanakan dan meluruskan kesalah pemahaman dari hasil presentasi
11)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
12)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan
13)
Bersama siswa membuat kesimpulan dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan
14)
Memberikan tes tertulis dan lisan untuk menguji
pemahaman siswa terhadap materi yang
c. Observasi
Observasi
atau pengamatan perbaikan pembelajaran dibantu oleh orang observer dengan
menggunakan lembar observasi, baik kepada guru, siswa dan hasil pembelajaran.
Observasi tersebut digunakan sebagai bahan untuk refleksi apakah hasil yang
diharapkan sudah tercapai.
d. Refleksi
Tim peneliti
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dengan media LCD dalam peningkatan motivasi belajar siswa kelas VI SD N I Raman Jaya mata pelajaran IPS materi pembagian
administrasi wilayah Indonesia.
.
C. Teknik Analisis Data
Untuk menarik suatu jawaban dari
hasil analisa data penelitian ini maka penulis mengadakan beberapa tahapan
yaitu : pemeriksaan (editing),
Pengkodean (coding),
Pengklasifikasian, pentabulasian, dan akhirnya menarik kesimpulan (verifikasi).
Sesuai dengan data yang terkumpul, selanjutnya
dianalisa dengan menggunakan rumus prosentasi sebagai berikut :
f
P =
X 100
N
DAFTAR PUSTAKA
Anitah W. Sri. dkk.
Modul 1. Strategi Pembelajaran di SD. Hakikat
Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Arsyad, Azhar.
(2004). Bahasa
Arab dan Metode Pengajarannya,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto.
(2010). Media Pembelajaran Peranannya
Sangat Pentinng Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi
Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta,
Djamarah,
Syauful Bahri, dan Zain, Aswan.
(2006). Strategi Belajar Mengajar Jakarta : PT Rineka Cipta.
Hamalik,
Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara,
Mulyasa, (2008). Menjadi Guru
Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Muzakir, Yusuf Abdul
Mujib Mausa, (2002).
Psikologi Islam, Jakarta: Rajawali Pers,
Nazarudin. (2009).Regulasi
Pendidikan Menjadi guru Profesional Pasca Sertifikasi. Yogyakarta : Pustaka
Felicha.
Sanjaya, Wina.
(2006). Strategi Pembelajaran, Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Sardiman.(2011). Interaksi
dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Soemanto, Wasty, (2007) Psikologi
Pendidikan Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan, Jakarta :
Bina Aksara.
Sumantri.
Mulyani.(2012). Modul 2. Perkembangan Peserta Didik: Karakteristik dan Kebutuhan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar.
Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Suryabrata, Sumadi, (2007). Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta,
Uno, B. Hamzah.
(2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya
Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Wardani. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Yamin, Martinis.(2008). Desain Pembelajaran
Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta
: CP Press.