Kriteria Pembelajaran Bermutu

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar menyadari bahwa PMP tidak akan pernah selesai. Oleh Karena Itu, upaya pencapaiannya pun harus diberi prioritas. Mutu pembelajaran yang ideal diharapkan dicapai setelah beberapa periode. Karena itu pada tahun 2016 ini, direktorat menetap
kan beberapa ciri pembelajaran yang bermutu di Sekolah dasar. Ciri-Ciri itu dapat di lihat dari beberapa aspek berikut.

a. Dari aspek siswa
Di dalam suatu pembelajaran yang bermutu, siswa aktif berinteraksi dengan sumber belajar menggunakan panca indera dan pikirannya. Mereka aktif mengamati, menanya, menggali informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan ide, pengalaman, dan hasil belajarnya. Mereka menjadi pengendali dari kegiatan belajarnya.

b. Dari aspek guru
Di dalam suatu pembelajaran yang bermutu, guru adalah orang yang memberikan ruang dan waktu sebanyak mungkin kepada siswa untuk menjalankan pendekatan saintifik dengan baik. Guru tidak banyak bicara di depan kelas.

Tugas utama guru adalah menyediakan sumber belajar, memberikan penugasan kepada siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar, mendorong siswa untuk mempertanyakan hal-hal yang diamatinya, mendampingi siswa yang sedang belajar agar memperoleh hasil maksimal (memantau capaian belajar siswa, mempertanyakan ide yang berkembang, memberikan umpan balik yang positif, dan mendorong terkembangkannya ide-ide kreatif).

Alokasi waktu bagi guru untuk berbicara di depan kelas maksimal 10% dari alokasi waktu berbicara seluruhnya. Dengan demikian, 90% alokasi waktu berbicara guru dilakukan di kelompok-kelompok atau dalam bimbingan individual.Kalau dimungkinkan, interaksi di kelas tidak harus dimoderatori oleh guru, melainkan oleh siswa.

c. Dari aspek karya yang dihasilkan siswa di kelas.
Melalui pembelajaran yang bermutu, hasil karya siswa adalah karya maksimal yang bisa dihasilkan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Karya yang maksimal ini biasanya ditandai dengan bervariasinya karya siswa. Ini menunjukkan bahwa karya mereka tidak dituntun dengan format yang baku.

Siswa diberi kebebasan berkreasi dalam menentukan karya yang dibuatnya.
Hasil karya siswa diperoleh dari penggunaan keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (level C4, C5, dan C6 dari taksonomi Bloom yang diperbaharui). Hasil karya siswa bersifat aplikatif dan sesuai dengan konteks yang ada di sekitarnya.

Hasil karya siswa yang dipajang selalu up to date (mutakhir). Hal ini mungkin diwujudkan bila pembelajaran yang ada selalu mendorong siswa untuk memproduksi hasil karya.Hasil karya siswa juga perlu bersifat original/asli.

Siswa tidak hanya sekedar mengisi titik-titik, melainkan menggunakan pilihan kata dan kalimat mereka sendiri, dan menyusunnya menjadi karya sesuai dengan kesukaan atau selera mereka. Guru hanya bertugas membantu siswa mengembangkan hasil yang diperoleh itu menarik dan memberi kesan positif kepada orang lain.


d. Dari aspek sumber belajar
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menggunakan berbagai sumber belajar. Siswa belajar dari banyak sumber, bukan dari guru semata. Siswa, kalau bisa, diharapkan menggunakan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan berbagai sumber belajar lain, seperti lingkungan di sekitarnya.