Cara Pembelajaran Berbasis Masalah Kurikulum 2013

sebagaimana tulisan saya terdahulu selain dua metode yang pernah saya bahas yaitu metode Project Based Learning dan Inqury Based Learning satu metode yang tepat digunakan dalam pembelajaran di kurikulum 2013 yaitu pembelajaran berbasis masalah (problem Based learning).

Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.

Di dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), peserta didik sebagai pusat pembelajaran atau student-centered, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar peserta didik) Pembelajaran Berbasis Masalah, mula-mula dikembangkan pada sekolah kedokteran di Ontario Kanada pada 1960-an (Barrows, 1996).

Strategi ini dikembangkan sebagai respon atas fakta bahwa para dokter muda yang baru lulus dari sekolah kedokteran itu memiliki pengetahuan yang sangat kaya, tetapi kurang memiliki keterampilan memadai untuk memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam praktik sehari-hari. Perkembangan selanjutnya, PBM secara lebih luas diterapkan di berbagai mata pelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi.

1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang diangkat oleh guru dan peserta didik. Pembelajaran model ini membahas dan memecahkan masalah autentik. Dengan Pembelajaran berbasis masalah Peserta didik didorong untuk dapat menyusun pengetahuan sendiri, menumbuhkan keterampilan yang lebih tinggi , melatih kemandirian peserta didik, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik .

Masalah autentik diartikan sebagai masalah kehidupan nyata yang ditemukan peserta didikdalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah proses (Problem Based Learning) merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk mendapatkan suatu penyelesaian tugas atau situasi yang benar-benar sebagai masalah dengan menggunakan aturan-aturan yang sudah diketahui.

Dengan demikian pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) lebih memfokuskan pada masalah kehidupan nyata yang bermakna b Dalam model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) ini, guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator.

Guru mengajukan masalah otentik/mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan nyata (real world), memfasilitasi/membimbing (scaffolding) dalam proses penyelidikan, memfasilitasi dialog antara siswa, menyediakan bahan ajar peserta didikserta memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan temuan dan perkembangan intektual peserta didik.

2) Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Tujuan utama PBM bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri.

PBM juga dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.

3) Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Prinsip utama PBM adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Masalah nyata adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan.

Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah itu bersifat terbuka (open-ended problem), yaitu masalah yang memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-solusi tersebut.

Masalah itu juga bersifat tidak terstruktur dengan baik (ill-structured) yang tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau strategi tertentu, melainkan perlu informasi lebih lanjut untuk memahami serta perlu mengkombinasikan beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya.

4) Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

  1. Peserta didik lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut;
  2. Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir peserta didikyang lebih tinggi;
  3. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki peserta didiksehingga pembelajaran lebih bermakna;
  4. Peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran secara langsung, sebab masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan peserta didik terhadap bahan yang dipelajari;
  5. Menjadikan peserta didik lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara peserta didik; dan
  6. Pengkondisian peserta didik dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar peserta didikdapat diharapkan.


5) Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
          Pada dasarnya, PBM diawali dengan aktivitas peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru. Secara umum, tahapan-tahapan atau sintaks PBM sebagai berikut.

Tabel 1. Sintaksis Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap Aktivitas Guru dan Peserta didik
Tahap 1
Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana atau logistik yang dibutuhkan.
Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan

Tahap 2
Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya.

Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video, atau model.

Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan