Pengembangan Lingkungan Psikologis-Sosial-Kultural Sekolah

Lingkungan psikologis sosio kultural sekolah mencakup berbagai aspek kehidupan psikologis, sosial, dan kultural sekolah. Lingkungan ini meliputi harapan, ucapan, sikap dan perilaku semua orang dewasa di lingkungan sekolah,hubungan kepala sekolah dengan guru, hubungan guru dengan guru,hubungan guru dengan siswa, hubungan guru dengan tenaga administrasi dan penjaga sekolah, hubungan kepala sekolah dengan tenaga administrasi dan penjaga sekolah, serta hubungan siswa dengan tenaga administrasi dan penjaga sekolah.

Harapan, ucapan, sikap dan perilakuorang dewasa di lingkungan sekolah sangat penting bagi pembentukan dan pengembangan lingkungan sekolah yang kondusif. Harapan guru yang tinggi terhadap prestasi siswa baik akademik maupun nonakademik membuat siswa percaya diri dan terdorong untuk bekerja keras untuk mewujudkan harapan tersebut.

Ucapan orang dewasa yang santun, sikap dan perilaku orang dewasa yang sopan menjadi teladan bagi siswa untuk mengembangkan kebiasaan berbicara santun serta bersikap dan berperilaku sopan. Kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, dan penjaga sekolah mengggunakan bahasa yang santun seharihari di lingkungan sekolah, baik kepada sesama mereka maupun kepada siswa.

Kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, dan penjaga sekolah mengembangkan sikap dan perilaku positif disekolah. Misalnya, peduli terhadap kebersihan dan kerapihan sekolah, gemar membaca dan menulis, hati-hati dalam bertindak, peduli kepada sesama, ramah, dan rendah hati. Sikap dan perilaku positif orang dewasa di sekolah menjadi teladan bagi siswa,

Hubungan antara kepala sekolah dengan guru, tenaga administrasi, penjaga sekolah, dan siswa yang baik juga merupakan bagian dari lingkungan psikologis-sosial-kultural sekolah yang kondusif bagi pengembangan karakter positif siswa. Hubungan yang baik antara kepala sekolah dengan mereka tampak dari keramahan sikap kepala sekolah ketika berinteraksi dengan mereka, kesantunan bahasa yang digunakan kepala sekolah ketika berkomunikasi dengan mereka. Kepala sekolah menyapa warga sekolah dengan bahasa yang santun, serta sikap dan perilaku kepala sekolah yang sopan ketika berinteraksi dengan mereka, guru, tenaga adminstrasi, penjaga sekolah, dan siswa akan merasa hormat dan segan kepada kepala sekolah.

Kepala sekolah memperlakukan mereka secara adil dan menempatkan mereka semuanya penting sesuai dengan fungsi mereka. Perlakuan seperti ini akan menimbulkan adanya rasa hormat dan segan, dampaknya akan membuat mereka rela melaksanakan segala program sekolah dengan senang hati. Pada situasi seperti itu, mereka cenderung akan memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka di sekolah.

Hubungan yang harmonis antarguru, antara guru dengan tenaga administrasi, dan penjaga sekolah membuat tenaga administrasi dan penjaga sekolah akan dengan senang hati melayani dan mendukung guru dalam melaksanakan pembelajaran yang baik. Pelayanan dan dukungan yang optimal dari tenaga administrasi dan penjaga sekolah, guru akan merasa nyaman bekerja, serta menambah motivasi bagi. guru untuk memberikan pembelajaran yang terbaik kepada siswa. Pembelajaran yang terbaikakan membuahkan hasil pembelajaran yang optimal pula.

Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa akan membuat kedua pihak saling menyayangi. Guru menyayangi siswa dan siswa mencintai serta menghormati guru. Kecintaan dan rasa hormat siswa kepada guru tersebut akan membuatmereka mencintai mata pelajaran yang diajarkan. Hubungan yang responsif dan mendukung antara guru dan murid akan membentuk suasana terbaik bagi siswa untuk belajar. Sesuatuyang menjadi kekuatan paling potensial dalam belajar bukanlah ukuran hukuman yang keras, melainkan kebaikan dan pengertian (Jay Sommer, guru teladan nasional tahun 2003 dari New York, Amerika Serikat).

Hubungan yang harmonis antara orang dewasa dengan orang dewasa dan antara orang dewasa dengan siswa di sekolah akan membentuk hubungan yang harmonis antarsiswa. Antarsiswa akan tumbuh sikap saling menghormati dan menghargai. Mereka cenderung akan menggunakan panggilan yang baik antarsiswa, berkomunikasi dengan bahasa yang santun, bergaul dengan sikap dan perilaku yang sopan, serta saling membantu. Antarsiswa terbangun rasa persaudaraan yang mendalam. Kondisi pergaulan antarsiswa yang seperti ini akan mendorong siswa untuk saling mendorong dan saling memacu untuk meraih prestasi terbaik di sekolah.