Sebagai sebuah program yang diharapkan memperoleh hasil yang maksimal, pelaksanaan kegiatan SD Bersih Sehat harus didukung oleh semua pemangku kepentingan terkait. Tanpa dukungan tersebut keberhasilan tujuan kegiatan SD Bersih Sehat sulit tercapai. Penciptaan kondisi yang ideal sebagai salah satu pilar pelaksanaan SD Bersih Sehat merupakan salah satu hal penting yang harus menjadi perhatian.
Tujuan penciptaan kondisi yang ideal ini adalah menjamin meningkatnya dukungan (advokasi, regulasi, pendanaan, dan fasilitasi) berbagai pihak dalam pelaksanaan program SD Bersih Sehat. Beberapa kegiatan utama dalam penciptaan kondisi ideal adalah sebagai berikut.
1. Melakukan advokasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pelaksanaan SD Bersih Sehat kepada warga sekolah untuk menyamakan persepsi dan mendapatkan dukungan/partisipasi dalam pelaksanaan program. Contohnya, dalam pertemuan dengan komite dan orang tua peserta didik, sekolah menyosialisasikan rencana kerja pelaksanaan program SD Bersih Sehat atau kondisi lingkungan sekolah.
2. Memfasilitasi pengembangan kebijakan atau peraturan yang dapat mendukung pelaksanaan SD Bersih Sehat di sekolah.
a. Sekolah memberikan kebijakan terkait pelaksanaan kebersihan di sekolah dengan memberikan sanksi bagi warga sekolah yang membuang sampah sembarangan.
b. Sekolah mencanangkan Hari Jumat Bersih. Setiap hari Jumat dilaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh warga sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan perilaku gotong-royong dan menjaga kebersihan serta keindahan sekolah.
c. Sekolah mewajibkan kelas 3 (tiga) ke atas untuk melaksanakan piket bersama untuk membersihkan dan merapikan kelas masing-masing.
d. Sekolah mengadakan lomba ruang bersih antarkelas.
3. Menentukan kebijakan terhadap dukungan pendanaan pelaksanaan program SD Bersih Sehat. Contoh:
a. Kepala sekolah mengeluarkan kebijakan penggunaan dana BOS untuk membiayai pelaksanaan program SD Bersih Sehat, sesuai aturan penggunaan dana BOS yang ada.
b. Sekolah menyediakan rencana pembangunan dan pengembangan media informasi yang dapat diketahui oleh warga sekolah dan umum. Media ini berupa papan informasi rencana pengembangan dan pembangunan sekolah.
4. Memfasilitasi kemitraan dengan pemerintah daerah (UPTD), swasta, donor, LSM, warga, akademisi, dan pelaku lainnya dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat. Contoh:
a. Sekolah bekerjasama dengan pihak lain dalam mendukung pelaksanaan SD Bersih Sehat.
b. Sekolah berkoordinasi dengan UPTD atau dinas terkait untuk mendapatkan fasilitas dan bimbingan teknis dalam pelaksanaan program SD Bersih Sehat.
5. Mendorong terciptanya ruang publik atau jejaring sosial sebagai forum diskusi dan koordinasi pemangku kepentingan baik individu maupun lembaga yang memiliki komitmen terkait pelaksanaan program SD Bersih Sehat atau lingkungan sekolah yang sehat. Contohnya, sekolah membuka peluang untuk memfasilitasi proses pembelajaran pelaksanaan program SD Bersih Sehat dengan berbagai pihak terkait (sekolah lain, warga sekitar, pihak lainnya).
Tujuan penciptaan kondisi yang ideal ini adalah menjamin meningkatnya dukungan (advokasi, regulasi, pendanaan, dan fasilitasi) berbagai pihak dalam pelaksanaan program SD Bersih Sehat. Beberapa kegiatan utama dalam penciptaan kondisi ideal adalah sebagai berikut.
1. Melakukan advokasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pelaksanaan SD Bersih Sehat kepada warga sekolah untuk menyamakan persepsi dan mendapatkan dukungan/partisipasi dalam pelaksanaan program. Contohnya, dalam pertemuan dengan komite dan orang tua peserta didik, sekolah menyosialisasikan rencana kerja pelaksanaan program SD Bersih Sehat atau kondisi lingkungan sekolah.
2. Memfasilitasi pengembangan kebijakan atau peraturan yang dapat mendukung pelaksanaan SD Bersih Sehat di sekolah.
a. Sekolah memberikan kebijakan terkait pelaksanaan kebersihan di sekolah dengan memberikan sanksi bagi warga sekolah yang membuang sampah sembarangan.
b. Sekolah mencanangkan Hari Jumat Bersih. Setiap hari Jumat dilaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh warga sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan perilaku gotong-royong dan menjaga kebersihan serta keindahan sekolah.
c. Sekolah mewajibkan kelas 3 (tiga) ke atas untuk melaksanakan piket bersama untuk membersihkan dan merapikan kelas masing-masing.
d. Sekolah mengadakan lomba ruang bersih antarkelas.
3. Menentukan kebijakan terhadap dukungan pendanaan pelaksanaan program SD Bersih Sehat. Contoh:
a. Kepala sekolah mengeluarkan kebijakan penggunaan dana BOS untuk membiayai pelaksanaan program SD Bersih Sehat, sesuai aturan penggunaan dana BOS yang ada.
b. Sekolah menyediakan rencana pembangunan dan pengembangan media informasi yang dapat diketahui oleh warga sekolah dan umum. Media ini berupa papan informasi rencana pengembangan dan pembangunan sekolah.
4. Memfasilitasi kemitraan dengan pemerintah daerah (UPTD), swasta, donor, LSM, warga, akademisi, dan pelaku lainnya dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat. Contoh:
a. Sekolah bekerjasama dengan pihak lain dalam mendukung pelaksanaan SD Bersih Sehat.
b. Sekolah berkoordinasi dengan UPTD atau dinas terkait untuk mendapatkan fasilitas dan bimbingan teknis dalam pelaksanaan program SD Bersih Sehat.
5. Mendorong terciptanya ruang publik atau jejaring sosial sebagai forum diskusi dan koordinasi pemangku kepentingan baik individu maupun lembaga yang memiliki komitmen terkait pelaksanaan program SD Bersih Sehat atau lingkungan sekolah yang sehat. Contohnya, sekolah membuka peluang untuk memfasilitasi proses pembelajaran pelaksanaan program SD Bersih Sehat dengan berbagai pihak terkait (sekolah lain, warga sekitar, pihak lainnya).