Strategi Jigsaw Proposal PTK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
       Perkembangan teknologi dan komunikasi tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia saja. Ilmu pengetahuan juga mengalami banyak pemutakhiran. Pergeseran paradigma pendidikan mengakibatkan semua lintas disiplin ilmu berkembang dengan pesat. 

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu disiplin ilmu yang terus berkembang. Perkembangan tersebut sebagai upaya sadar para ahli pendidikan. Perbaikan kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam terus di upayakan sebagai pengaruh dari perkembangan tekhnologi tersebut. Hal ini dilakukan untuk menciptakan generasi yang cerdas, tangguh, dan mencintai lingkungan.

        Ilmu Pengetahuan Alam adalah bidang kajian tentang makhluk hidup dalam segala aspek, lingkungan, kehidupan, populasi, dan segala hal yang ada di sekitar kita. Pembelajaran pengetahuan alam bukan merupakan hal yang asing, karena dapat selalu kita jumpai dalam kehidupan disekitar kita.

       Memperhatikan bidang kajian mata pelajaran pengetahuan alam maka seharusnya pembelajaran di sekolah-sekolah merupakan suatu kegiatan yang di senangi, dan bermakna bagi peserta didik. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interakasi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan dalam sebelum pengjaran dilakukan. (Djamarah : 2006, 1). 

Sebagai suatu sistem interaksi edukatif mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber dan evaluasi (Djamarah : 2005, 16). Komponen – komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

       Hamzah (2009) peranan guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas bagi begi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

       Dari uiraian diatas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran pengetahuan alam mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal, dan mencintai lingkungan. Hal yang menjadi hambatan selam ini adalah kurang dikemasnya pembelajaran pengetahuan alam dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan. 

Para guru sering kali menyampaikan materi pengetahuan alam apa adanya, sehingga pembelajaran pengetahuan alam kurang menarik minat siswa dan membosankan sehingga pada akhirnya menjadikan prestasi siswa kurang memuaskan. Disisi lain juga karena kecenderungan siswa untuk aktif masih rendah. 

Ada beberapa faktor yang mengacu ke dalam hal tersebut yaitu : siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri, siswa siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain, dan siswa belum biasa bersaing menyampaikan gagasan dan pendaptnya dengan teman lain.

       Pembelajaran pengetahuan alam dianggap sebagai sesuatu yang membosankan, kurang menantang dan tidak bermakna. Hal ini mungkin disebabkan karena kemampuan guru kurang berdaya kreasi dalam pembelajaran, kurang dikuasainya metari-materi pengetahuan oleh siswa, dan kurangnya variasi pengajaran.

       Meningkatnya aktivitas siswa akan lebih mengarahkan pengetahuan alam kepada hal yang lebih bermakna. Dengan keikutsertaan siswa menyusun dan membuat perencanaan proses belajar mengajar, adanya dorongan semangat melalui intelektual emosional siswa, dan keikutsertaan siswa secara kreatif dalam mendengarkan dan memperhatikan apa yang disajikan guru akan membawa pembelajaran IPA lebih berhasil.

       Banyak cara agar pembelajaran pengetahuan alam menjadi pembelajaran yang lebih bermakna, menyenangkan, dan berarti dalam kehidupan. Salah satu cara yang cukup efektif adalah model pembelajaran quantum teaching dengan tekhnik Jigsaw. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui pembelajaran model quamtum teaching tekhnik jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran pengetahuan alam.

B. Identifikasi Masalah
       Berdasarkan uraian masalah diatas keadaan pembelajaran pengetahuan alam yang saat ini terjadi adalah :

1. Pembelajaran pengetahuan alam masih berjalan monoton
2. Belum ada variasi dalam proses pembelajaran
3. Belum ditemukan model pembelajaran yang lebih tepat
4. Belum ada hubungan imbal balik antara guru dan siswa
5. Tekhnik yang digunakan bersifat konvensional
6. Rendahnya kualitas pembelajatan pengetahuan alam
7. Masih kuranya hasil belajar siswa untuk mata pelajaran pengetahuan alam.


C. Perumusan Masalah
       Bertitik tolak dari identifikasi masalah diatas, permasalah yang dapat dirumuskan adalah :

1. Bagaimana menerapkan pembelajaran model quantum teaching tekhnik Jigsaw agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pengetahuan alam?

2. Apakah penggunaan pembelajaran model quantum teaching tekhnik jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran pengetahuan alam?

D. Cara Memecahkan Masalah
       Metode yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah mmodel pembelajaran quantum teaching dengan tekhnik jigsaw. Dengan model pembelajaran ini diharapkan hasil belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran siswa pengetahuan alam lebih meningkat.

E. Hipotesis Tindakan
       Penelitian ini direncanakan terbagi dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur, perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui ketiga siklus akan diamati peningkatan hasil belajar dan aktifitas siswa. 

Untuk itu, hal yang dirmuskan dalam hipotesis tindakan adalah sebagai berikut :
1. Dengan diterapkannya model pembelajaran quantum teaching dengan tekhnik jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pemngetahuan sosial.

2. Dengan diterapkan model pembelajaran quantum teaching tekhnik jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran pengetahuan alam.

F. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
1. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas dalam pembelajaran pengetahuan alam.

2. siswa merasa lebih mendapat perhatian dalam mengungkapkan gagasan pendapat dan pertanyaan.

3. siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mempertanggung jawabkan tugas individu maupun kelompok.

4. seluruh siswa dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas.

G. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
      Uraian manfaat dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Proses belajar mengajar pengetahuan alam tidak lagi konvensional
  2. Ditemukan strategi pembelajaran yang tepat, tidak monoton, tetapi bersifat variatif.
  3. Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendpat, pertanyaan dan saran meningkat.
  4. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas baik mandiri maupun kelompok meningkat.
  5. Kualitas pembelajaran pengetahuan alam meningkat 6. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam meningkat.


BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Model Pembelajaran Quantum Teaching
      Hakikat model pembelajarn quantum teaching akan di bahas dalam beberapa bagian yakni pembelajaran quantum teaching dan prinsip-prinsip quantum teaching,

1. Quantum Teaching
        Quantum teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur yang dapat mendukung efektifitas pembejaran, seperti dan semangat siswa dalam belajar. Interaksi tersebut juga mengubah kemampuan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.

       Pembelajaran dengan quantum teaching berusaha menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan, dengan cara melibatkan semua unsur yang ada pada siswa dan belajrnya melalui interaksi yang terjadi dalam kelas. bila metode ini diterapkan, maka seorang guru akan lebih di mencintai dan berhasil dalam memeberikan materi serta lebih di cintai anak didik. Sebab guru, guru mengoptimalkan berbagai berbagai potensi yang ada, baik pada siswa maupun lingkungan sekitarnya. 

2. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
      Dalam metode quantum teaching asas utamanya adalah “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.” Hal ini menunjukkan, betapa pengaaran quantum teaching tidak hanya sebuah proses transfer knowledge dari guru kepada siswa. Tetapi lebih jauh dari itu, bagaimana menciptakan suasana belajart kondusif bagi siswa dan membangun emosional yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

      Dalam quantum teaching keberadaan bahasa tubuh sangat ditekankan. Seperti tersenyum, bahu tegak, kepala ke atas, mengadakan kontak mata dengan siswa dan lain-lain. Guru tidak dianjurkan duduk manis di atas kursi dengan raut muka tanpa ekspresi dan terpaku dengan buku teks yang dimiliki, sehingga mengesankan suasana belajar yang menakutkan. 

Guru harus berusaha membuat suasana kelas menyenangkan dengan menunjukkan ekspresi wajah ceria, dan memberikan respon positif terhadap setiap hal positif yang dilakukan siswa. Selain itu guru juga dianjurkan selalu berusaha menumbuhkan rasa percaya diri siswa memberikan kesempatan kepada mereka untuk berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya.

B. Tekhnik Jigsaw
      Tekhnik jigsaw adalah tekhnik dengan mengelompokkan siswa kedalam anggota kelompok. Setiap kelompok diberi materi yang berbeda. Setiap orang didalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.

Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan bab mereka. Setelah diskusi selesai sebagai tim ahli tiap anggota ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota laiinya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 
Kemudian tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

C. Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah melalui tahapan :

1. Keadaan sekarang – diskusi pemecahan masalah – evaluasi awal
1) Pembelajaran IPA monoton
2) Belum ditemukan strategi yang tepat
3) Metode konvensional
4) Rendahnya kualitas pembejaran IPA
5) Rendahnya hasil pembejaran IPA
2. Perlakuan – penerapan metode Jigsaw
1. Penjelasan pembelajaran
2. Pelatihan pembejaran jigsaw
3. Simulasi pembejaran jigsaw
3. Hasil yang diharapkan - evaluasi akhir
1. Guru mampu menerapkan tekhnik jigsaw
2. Kulaitas pembelajaran meningkat
3. Hasil pemebalajartan IPA meningkat

D. Hakikat hasil belajar Dan Aktifitas Siswa
1. Hakikat hasil belajar
      Untuk mengatakan suatu proses dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Berdasarkan kurikulum suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila tujuan intruksional khususnya dapat dicapai. Untuk mengukur dan mengevakuasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.

      Hasil belajar dapat dilihat dari melihat hasil ulangan harian, nilai ulangan tengah semester, nilai semester. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Ulangan harian minimal dilaksankan tiga dalam setiap semseter. 

Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu.dalam ulangan harian terdiri dari seperangkat soal yang harus di jawab oleh peserta didik. tujuan ulangan harian adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, memperbaiki program pembelajaran siswa serta sebagai pertimbangan dalam nilai bagi para peserta didik.

2. Hakikat aktivitas siswa
      Aktifitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk perhatian, sikap, pikiran, dalam pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktifitas siswa dapat dilihat dari bertambahnya siswa yang bernai mengemukakan penndapatnya, meningkatnyanjumlah siswa yang terlibat aktif dalam pembelejaran, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas pelajaran. 

Metode belajar mengajar yang memancing imbal balik akan lebih menyebabkan suasan pembelajaran akan lebih kondusif, karena siswa akan lebih berperan terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.

Indikator aktifitas siswa dapat dilihat dari : 
- Mayoritas siswa yang beraktifitas dalam pembelajaran
- Aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa
- Mayoritas siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru dalm lks melalui pembelajran quantum tekhnik jigsaw.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting penelitian
      Seting dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut.

1. Tempat penelitian
      Penelitian tindakan kelas ini dilaksnakan di MTs. Nurush Shomad Cahya Maju Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VII tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran.

2. Waktu Pnelitian
      Penelitian akan dilaksanakan pada awal tahun, yaitu bulan Mei sampai dengan Juni 2010. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.

3. Siklus PTK
      PTK ini dalakasanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktifitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam memalui pemeblajaram quantum teaching tekhnik jigsaw.

B. Persiapan Penelitian tindakan kelas
      Dalam PTK ini dilaksanakan dibuat berbagai input instrumental yang akan dighunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan PTK, yaitu Kompetensi Dasar (KD) : Membandingkan sifat fisika dan sifat kimia zat dan Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia.

      Selain itu juga dibuat perangkat pembelajaran berupa : 1) Lembar Kerja Siswa, 2) lembar pengamatan diskusi, 3) lembar evaluasi. Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.

C. Subjek Penelitian
      Dalam Penelitian tindakan kelas ini yang menajdi subjek penelitian adalah siswa kelas 7 yang terdiri 30 siswa dengan jumlah laki-laki 13 dan 17 jumlah perempuan

D. Sumber Data
      Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber yaitu siswa, guru dan teman sejawat atau kolaborator.

1. Siswa
      Untuk Mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar

2. Guru
      Guna melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran model quantum dengan tekhnik jigsaw dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

3. Teman Sejawat dan Kolaborator
      Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumnber data untuk melihat implementasi penelitian tindakan kelas secara komprehensif, baik dari sisi maupun guru.

E. Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data
1. Tekhnik
      Tekhnik pengumpulan dat dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, wawancara dan diskusi.

a. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajart siswa
b. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi PBM dan implenetasi tekhnik jigsaw.
c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan impelemntasi pembelajaran quantum teaching tekhnik jigsaw.
d. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK

2. Alat Pengumpulan Data
      Alat Pengumpul Data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, wawancara, kuisioner dan diskusi sebagaimana berikut ini. 

a. Tes. Menggunakan butir soal / instrumen soal untuk megnukur hasil belajar siswa
b. Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar
c. Wawancara : mengungkapkan panduan wawancara untuk mengetahui pendaat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran tekhnik jigsaw
d. Kuisioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran tekhnik jigsaw
e. Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan

F. Indikator Kinerja
      Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa.
1. Siswa
a. Tes : rata-rata nilai ulangan harian
b. Observasi : keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar

2. Guru
a. Dokumentasi : kehadiran siswa
b. Observasi : hasil observasi

G. Analisis Data
      Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tekhnik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

1. Hasil belajar : dengan menganalisa rata-rata nilai ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.

2. Aktivitas siswa dalam proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam : dengan menganalisa tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.

3. Implementasi pembelajaran qunatum teaching tekhnik jigsaw : dengan menganalisa tingkat keberhasilan impelementasi tekhnik jigsaw kemudian dikategorikan dalam klasiikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.