Pengaturan kondisi kelas juga menjadi faktor penentu dalam pembelajaran. keberhasilan pembelajaran juga di tunjang oleh iklim belajar, dan iklim belajar bisa tercipta dari kondisi kelas. maka dari itu seorang guru harus pandai menciptakan kondisi kelas yang kondusif dan menyenangkan sehingga menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Lingkungan fisik tempat belajar memberikan pengaruh terhadap hasil bejar
anak. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang membantu
perkembangan pendidikan peserta didik. Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran ; Ruang Kelas, Ruang
Laboratorium, Ruang Serbaguna/Aula. Pengaturan tempat duduk ; Pola berderet atau berbaris-belajar, Pola susun
berkelompok, Pola formasi tapal kuda, Pola lingkaran atau persegi. Ventilasi dan pengaturan cahaya. Pengaturan penyimpanan barang-barang.
b. Kondisi Sosio Emosional
Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas
tercapainya tujuan pengajaran. Tipe kepemimpinan guru, artinya adalah fungsi yang melakat pada guru ketika
berada dalam kelas. Gaya apa yang muncul ketika guru melaksanakan peran
sebagai pem,impin dalam pembelajaran di kelas.
Apakah gaya otoriter segala
sesuatunya diatur dan diarahkan oleh sendiri dan siswa tidak diberikan
kesempatan untuk terlibat didalamnya, atau gaya demokrasi dimana terjadi
proses timbal balik antara guru dan murid sesuai dengan peranannya masingmasing.
Sikap guru, sikap yang diperlihatkan oleh guru di depan kelas atau di luar kelas
yang akan mempengaruhi mod anak, apakah anak merasa tertarik dengan
sikap guru atau malah tidak tertarik. Sikap yang baik sebagai seorang guru,
bapak/ibu, kakak, orang dewasa yang memberikan bimbingan tentunya adalah
hal yang paling baik diperlihatkan.
Pembinaan hubungan baik, hubungan antara guru dengan murid harus
dibangun berdasarkan fungsi masing-masing dalam konteks belajar mengajar
dikelas, akan tetapi apabila memungkinkan dapat juga dibangun sifat-sifat
kekeluargaan dan keakraban yang menyebabkan siswa merasa nyaman dan
aman berhubungan seperti dengan ibu dan bapaknya dirumah.
c. Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun
tingkat sekolah akan mencegah timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas.
Pergantian pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus
disikapi oleh guru karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang
memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan
siswa lainnya. Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika mengahiri pelajaran
guru tidak terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah sudah tiba dan apabila
belum maka masa jeda itu terlalu lama.
Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan
terjadinya kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari
terjadinya keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa
seperti berlarian kesanaha kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan
kerusakan pada fasilitas kelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi
dan mempersiapkan diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut.
Masalah antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi
emosional yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru
harus memahami karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami
keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan munculnya konflik
diantaranya. Upacara bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan
berdasarkan tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan
upacara bendera.
Kegiatan lain; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari
sekolah kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi
dan social.
d. Kondisi Administrasi
Kondisi administrasi akan turut mempengaruhi manajemen pembelajaran di
dalam kelas. Daftar presensi, kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar
presensi akan memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan. Keterdukungan dari sisi keteraturan dalam presensi akan
memberikan efek psikologis terhadap siswa karena terjadi keadilan dalam
perlakuan.
Ruang bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan
bantuan pada siswa yang secara emosional memiliki masalah. Hal terpenting
dari ruang bimbingan adalah bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan
ketakutan ketika harus berhubungan dengan guru disana. Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya, dengan
fasilitas dan guru.
Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat
dan tidak menggangu kegiatan belajar maupun bermain siswa, akan
memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas. Bau
sampah, berserakan dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat
penyimpanan sampah atau karena tidak ada tempat sampah akan berakibat
buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik siswa.