Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang mengikuti alur: (a) mengamati, (b) Menanya, (c) menggali informasi, (d) mengasosiasi, dan (e) mengomunikasikan, atau sistilah kerennya sering di sebut 5 M. pembelajaran ini adalah pembelajaran yang mendorong siswa aktif. Siswalah yang aktif dalam melakukan 5 M (mengamati, menanya, menggali informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan) tersebut.
Namun demikian, semua itu tergantung kepada kemampuan guru. Siswa akan malas mengamati bila yang diamati adalah sesuatu yang tidak menarik dan tidak menantang. siswa yang tidak tertarik dan tidak tertantang untuk mengamati kalau dia tidak melihat adanya sesuatu yang penting dan bermanfaat dari apa yang diamati. Karena itu, guru harus pandai memilah dan memilih bahan yang perlu diamati siswa. Guru harus pandai menyusun bahan pengamatan tersebut sehingga siswa tertarik dan tertantang untuk mengamatinya.
Namun demikian, semua itu tergantung kepada kemampuan guru. Siswa akan malas mengamati bila yang diamati adalah sesuatu yang tidak menarik dan tidak menantang. siswa yang tidak tertarik dan tidak tertantang untuk mengamati kalau dia tidak melihat adanya sesuatu yang penting dan bermanfaat dari apa yang diamati. Karena itu, guru harus pandai memilah dan memilih bahan yang perlu diamati siswa. Guru harus pandai menyusun bahan pengamatan tersebut sehingga siswa tertarik dan tertantang untuk mengamatinya.
Selama ini, terutama di kelas 3 siswa mulai enggan menanya. Mereka jarang mempertanyakan apa yang diamati atau apa yang menjadi perhatian mereka. Model pembelajaran yang cenderung indoktrinasi (pemberi tahuan secara sepihak oleh guru kepada siswa) mengakibatkan terbentuknya persepsi bahwa kebenaran itu hanya menurut guru saja dan bersifat tunggal, tidak ada kebenaran yang lain. Karena itu, siwa menjadi sangat bergantung kepada guru.
Siswa selalu menunggu pembenaran dari guru. Mereka memiliki persepsi bahwa apa yang dikatakan guru pasti benar dan tidak perlu dipertanyakan. Dalam rangka menjalankan pendekatan saintifik, guru harus pandai mendorong siswa agar mau dan mampu membuat pertanyaan investigatif, yaitu pertanyaan yang mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan terlebih dahulu sebelum menjawabnya.
Siswa selalu menunggu pembenaran dari guru. Mereka memiliki persepsi bahwa apa yang dikatakan guru pasti benar dan tidak perlu dipertanyakan. Dalam rangka menjalankan pendekatan saintifik, guru harus pandai mendorong siswa agar mau dan mampu membuat pertanyaan investigatif, yaitu pertanyaan yang mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan terlebih dahulu sebelum menjawabnya.
Seperti diuraikan terdahulu, upaya PMP dengan pendekatan saintifik memiliki beberapa titik simpul yang kritis. titik-titik ini berpengaruh besar terhadap mutu pembelajaran. titik-titik simpul ini antara lain adalah sebagai berikut :
- Pemanfaat kebiasaan menerapkan pendekatan saintifik dalam membangun karakter pembelajaran yang tangguh, cermat, disiplin, jujur, sopan dan lain sebagainya.
- Penugasan yang diberikan guru dalam era konstruktivisme, merupakan modal yang sangat menentukan pengalaman belajar yang akan dilalui siswa. Penugasan guru menentukan apa yang harus dipelajari siswa, cara mempelajarinya, dan cara menyajikan hasil belajarnya disajikan. Penugasan yang bermutu memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih baik.
- Pembelajar yang baik adalah pembelajar yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Pembelajar ini biasanya memiliki kemauan dan kemampuan menanya yang baik. Dia suka menggali informasi untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
- Ketika seorang anak menggali informasi, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, kehadiran seorang guru yang senantiasa memantau kemajuan belajar siswanya, mempertanyakan ide yang diperoleh, memberikan umpan balik yang sesuai, serta membuka ide-ide kreatif siswa adalah hal yang sangat penting dalam pembelajaran.
- Dalam era informasi sekarang, kemampuan memilah dan memilih informasi untuk dimanfaatkan dalam pengembangan gagasan baru menutut dimilikinya kemampuan berliterasi yang baik. Siswa dengan kemampuan membaca pemahaman yang baik, menjadikan membaca sebagai kebutuhan, menuangkan hasil bacaannya menjadi suatu tulisan atau karya yang baru dan lebih baik sehingga orang lain menjadi terkagum-kagum dan terpesona dengan uraiannya, memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang lebih baik dalam era informasi saat ini.
- Dengan melimpahnya informasi yang tersedia di internet, sumber belajar yang bisa dimiliki siswa menjadi tak terbatas. Apa yang benar sekarang, belum tentu benar besok. Apa yang terjadi sekarang di luar negeri, dengan segera kita dapat mengetahuinya. Apa yang susah dibayangkan kalau tanpa eksperimen, sekarang dengan melihat animasinya saja sudah diperoleh gambarannya secara lebih jelas.