selain metode Project Based Learning (PBL) seperti yang saya share sebelumnya metode lainnya adalah Inquiry Based Learning (IBL) berikut kita akan bahas tentang IBL bagaimana dan langkah-langkahnya.
1) Pengertian Inquiry Based Learning (IBL)
2) Tujuan Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)
a) Meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran.
b) Mendorong peserta didik untuk dapat menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari mudah diingat dan tidak mudah dilupakan peserta didik;
c) Mendorong peserta didik untuk belajar menemukan pola dalam situasi konkretmaupun abstrak, serta meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.
d) Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
e) Melatih peserta didik belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri
3) Manfaat Inquiry Based Learning (IBL)
a) Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
b) Peserta didik memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
c) Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
d) Peserta didik yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
e) Metode ini melatih peserta didik untuk lebih banyak belajar sendiri.
4) Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)
a) Langkah Persiapan
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal,minat, gaya belajar, dan sebagainya)
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
b) Pelaksanaan Model Inquiry Based Learning (IBL)
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan strategi discovery learning di kelas, langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut:
Tabel 1:Sintaksis Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning)
Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik
Tahap 1
Stimulation/pemberian rangsangan
Siswa dihadapkan pada suatu permasalahan agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Dalam PBM guru dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah
Tahap 2
Problem statement/ pernyataan/identifikasi masalah Setelah dilakukan stimulasi, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian dipilih salah satu untuk dirumuskan dalam bentuk hipotesis
Tahap 3
Data collection / pengumpulan data Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan data /informasi sebanyak2nya. Pada tahap ini berfungsi untuk menyatakan / membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Kegiatan yang dilakukan bisa dengan membaca literature, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya.
Tahap 4
Data processing / pengolahan data Data yang diperoleh siswa melalui membaca literatur, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya, diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsir pada tingkat kepercayaan tertentu.
Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik
Tahap 5
Verification/ pembuktian Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Verifikasi akan berjalan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya
Tahap 6
Generalization / menarik kesimpulan / generalisasi Proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama.
1) Pengertian Inquiry Based Learning (IBL)
Discovery diartikan sebagai penemuan. Menurut Sund ”discovery adalah
proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep
atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna,
mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001:20).
Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya discovery learning merupakan
pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat
memungkinkan terjadinya generalisasi.
Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak dalam discovery, bahwa discovery adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas & difference) yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events). Selanjutnya menurut Bruner ”penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu”.
Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak dalam discovery, bahwa discovery adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas & difference) yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events). Selanjutnya menurut Bruner ”penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu”.
Dengan demikian di dalam pandangan
Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan,
dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang
tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan
(Markaban, 2006:9).
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap
peserta didik, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.
Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan discovery learning environment, yaitu lingkungan dimana peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif. Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan peserta didik dalam berfikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan discovery learning environment, yaitu lingkungan dimana peserta didik dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif. Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan peserta didik dalam berfikir (merepresentasikan apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang
terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh bagaimana cara
lingkungan, yaitu: enactiv, iconic, dan symbolic.
Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya
untuk memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami dunia
sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui
gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar
melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan
memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan
menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan
untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada.
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode discovery learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode discovery learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
2) Tujuan Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)
a) Meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran.
b) Mendorong peserta didik untuk dapat menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari mudah diingat dan tidak mudah dilupakan peserta didik;
c) Mendorong peserta didik untuk belajar menemukan pola dalam situasi konkretmaupun abstrak, serta meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.
d) Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
e) Melatih peserta didik belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri
3) Manfaat Inquiry Based Learning (IBL)
a) Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
b) Peserta didik memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
c) Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
d) Peserta didik yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
e) Metode ini melatih peserta didik untuk lebih banyak belajar sendiri.
4) Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)
a) Langkah Persiapan
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal,minat, gaya belajar, dan sebagainya)
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
b) Pelaksanaan Model Inquiry Based Learning (IBL)
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan strategi discovery learning di kelas, langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut:
Tabel 1:Sintaksis Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery learning)
Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik
Tahap 1
Stimulation/pemberian rangsangan
Siswa dihadapkan pada suatu permasalahan agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Dalam PBM guru dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah
Tahap 2
Problem statement/ pernyataan/identifikasi masalah Setelah dilakukan stimulasi, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian dipilih salah satu untuk dirumuskan dalam bentuk hipotesis
Tahap 3
Data collection / pengumpulan data Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan data /informasi sebanyak2nya. Pada tahap ini berfungsi untuk menyatakan / membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Kegiatan yang dilakukan bisa dengan membaca literature, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya.
Tahap 4
Data processing / pengolahan data Data yang diperoleh siswa melalui membaca literatur, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya, diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsir pada tingkat kepercayaan tertentu.
Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik
Tahap 5
Verification/ pembuktian Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Verifikasi akan berjalan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya
Tahap 6
Generalization / menarik kesimpulan / generalisasi Proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama.