Uji
keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan
reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil
penelitian adalah, valid, reliabel dan obyektif. Validitas merupakan derajad
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat
dilaporkan oleh peneliti.
Dengan
demikian data yang valid adalah data "yang tidak berbeda" antar data
yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian.Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti
akan melaporkan warna merah. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan
apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid. Terdapat
dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas
eksternal.
Validitas
internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai. Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja
pegawai, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang
etos kerja pegawai. Penelitian menjadi
tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja pegawai. Validitas
ekstemal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat
digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil
RELIABILITAS
Susan Stainback (1988) menyatakan "reliability is
often defined as the consistency and stability of data or findings. From a
positivistic perspective, reliability typically is considered to be synonymous
with the consistency of data produced by observations made by different researchers
(e.g interrater reliability), by the same researcher at different times (e.g
test retest), or by splitting a data set in two parts (split-half)" Reliabilitas
berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), Suatu data dinyatakan
reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan
data yang sama, atau peneliti yang sama dalam waktu berbeda menghasilkan data
yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang
tidak berbeda.
Kalau peneliti satu menemukan dalam obyek berwarna merah, maka peneliti yang lain juga demikian. Kalau seorang peneliti dalam obyek kemarin menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau besok akan tetap berwarna merah. Karena reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada obyek yang sama dengan metode yang sama maka akan rnenghasilkan data yang sama. Suatu data yang reliabel atau konsisten akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.
Kalau peneliti satu menemukan dalam obyek berwarna merah, maka peneliti yang lain juga demikian. Kalau seorang peneliti dalam obyek kemarin menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau besok akan tetap berwarna merah. Karena reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada obyek yang sama dengan metode yang sama maka akan rnenghasilkan data yang sama. Suatu data yang reliabel atau konsisten akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.
OBYEKTIVITAS
Obyektivitas berkenaan dengan "derajad
kesepakatan" atau "interpersonal agreement" antar banyak orang terhadap
suatu data. Bila dari 100 orang, terdapat 99 orang menyatakan bahwa terdapat
warna merah dalam obyek penelitian itu, sedangkan yang satu orang menyatakan
warna lain, maka data tersebut adalah data yang obyektif. Data yang obyektif
akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid.
Dapat terjadi suatu data yang disepakati banyak orang
belum tentu valid, tetapi yang disepakati sedikit orang malah lebih valid. Contoh:
terdapat 99 orang rnenyatakan bahwa A bukan pencuri (obyektif), dan satu orang menyatakan
bahwa A adalah pencuri (subyektif). Ternyata yang betul adalah pernyataan satu
orang, karena yang 99 orang tersebut teman-teman dari si A yang sama-sama pencuri,
sehingga menyatakan si A bukan pencuri.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang
valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya,
sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena
itu Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan
pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek
validitas.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.
Oleh karena itu bila terdapat 10 peneliti dengan latar
belakang yang berbeda meneliti pada obyek yang sama, akan mendapatkan 10 temuan,
dan semuanya dinyatakan valid, kalau apa yang ditemukan itu tidak berbeda
dengan kenyataan sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam
obyek yang sama peneliti yang berlatar belakang Pendidikan akan menemukan data
yang berbeda dengan peneliti yang berlatar belakang Manajemen, Antropologi,
Sosiologi, Kedokteran, Teknik dan sebagainya.
Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif,
sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Hal ini terjadi
karena terdapat perbedaan paradigma dalam melihat realitas. Menurut penelitian
kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah,
sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Heraclites
dalam Nasution (1988) menyatakan bahwa "kita tidak bisa dua kali masuk
sungai yang sama" Air mengalir terus, waktu terus berubah, situasi
senantiasa berubah dan demikian pula perilaku manusia yang terlibat dalam
situasi sosial.
Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap/konsisten/stabil. Selain itu, cara melaporkan penelitian bersifat ideosyncratic dan individualistik, selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti memberi laporan menurut bahasa dan jalan fikiran sendiri. Demikian dalam pengumpulan data, pencatatan hasil observasi dan wawancara terkandung unsur-unsur individualistik.
Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap/konsisten/stabil. Selain itu, cara melaporkan penelitian bersifat ideosyncratic dan individualistik, selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti memberi laporan menurut bahasa dan jalan fikiran sendiri. Demikian dalam pengumpulan data, pencatatan hasil observasi dan wawancara terkandung unsur-unsur individualistik.
Proses penelitian sendiri selalu bersifat personalistik
dan tidak ada dua peneliti akan menggunakan dua cara yang persis sama. Pengujian
validitas dan reliabilitas Penelitian Kualitatif Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi uji (1) Credibility (validitas internal) (2)
transferability (validitas eksternal) (3) ependability (reliabilitas), dan (4)
Confirmability (obyektivitas).