AKTIVITAS proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Tugas
utama seseorang guru ialah mendidik dengan menggunakan mengajar sebagai
pelaksanaan tugasnya, siswa aktif belajar sebagai dampaknya, perubahan pola pikir
dan perilaku sesuai dengan yang diharapkan sebagai hasilnya (Sahabuddin, 1998).
Tanggung jawab keberhasilan pendidikan berada di pundak guru. Olehnya itu,
untuk menjadi seorang guru harus melalui pendidikan dan latihan khusus serta
dengan keahlian khusus.
Perubahan peran guru yang tadinya sebagai penyampai penyetahuan dan
pengalih pengetahuan dan pengalih keterampilan, serta merupakan satu-satunya
sumber belajar, berubah peran menjadi pembimbing, Pembina, pengajar, dan
pelatih, yang berarti membelajarkan. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan
bertindak sebagai fasilisator yang bersikap akrab dengan penuh tanggung jawab,
serta memperlakukan peserta didik sebagai mitra dalam menggali dan mengolah
informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan (Tangyong,
1996).
Beratnya tanggung jawab bagi guru menyebabkan pekerjaan guru harus
memerlukan keahlian khusus. Untuk itu pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang diluar bidang pendidikan, sehingga profesi guru paling mudah
terkena pencemaran.
Guru dalam melaksanakan tugas profesinya diperhadapkan pada berbagai
pilihan, seperti cara bertindak bagaimana yang paling tepat, bahan belajar apa
yang paling sesuai, metode penyajian bagaimanayang paling efektif, alat bantu
apa yang paling cocok, langkah-langkah apa yang paling efisien, sumber belajar
mana yang paling lengkap, system evaluasi apa yang paling tepat, dan sebagainya
(Sahabuddin, 1995).
Guru sebagai pelaksana tugas otonom, harus dapat menentukan
pilihannya dengan mempertimbangkan semua aspek yang relevan atau menunjang
tercapainya tujuan. Dalam hal ini gugu bertindak sebagai pengambil keputusan.
Guru sebagai pihak yang ber-kepentingan secara operasional dan
mental harus dipersiapkan dan ditingkatkan profesionalnya, karena hanya dengan
demikian kinerja mereka dapat efektif, Apabila kinerja guru efektif maka tujuan
pendidikan akan tercapai. Yang dimaksud dengan profesionalisme disini adalah
kemampuan dan keterampilan guru dalam merencanakan, melaksanakan pengajaran dan
keterampilan guru merencanakan dan melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.
Mengingat pentingnya profesionalisme guru dalam pencapaian tujuan
pendidikan utamanya pada skala tingkat institusional, maka perlu adanya
pelatihan dan profesionalisme guru, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian
yang bisa dijadikan masukan dalam membuat dan melaksanakan kebijakan di bidang
pendidikan terutama pada tingkat sekolah dasar sampai menengah baik negeri
maupun swasta.
Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam
upaya meningkatkan profesionalisme guru Upaya tersebut antara lain
direalisasikan melalui berbagai macam pelatihan. Hasil penelitian yang mengkaji
tentang profesionalisme guru seperti dilakukan oleh Tomajahu (2002),
menunjukkan adanya perbedaan kemampuan kompetisi mengajar guru yang sering
mengikuti pelatihan dengan yang jarang serta pengalaman kerja guru dalam
mempengaruhi kompetensinya.
Motivasi lain yang mendorong perlunya dilakukan pelatihan, pelatihan
tersebut sangat berkait erat dengan bidang ilmu yang ditekuni, selanjutnya
pelatihan hendaknya difokuskann kepada proses pembelajaran, metodologi
pembelajaran, pendayagunaan ICT, pelaksanaan system evaluasi.