berikut ini disajikan contoh Karya Tulis Ilmiah PTK yang berjudul upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SDN 2 Tugumulyo sebagai refrensi buat yang membutuhkan :
Penelitian ini mempunyai manfaat yang cukup besar baik untuk pendidik, peserta didik maupun lembaga atau sekolah :
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Eksistensi Pendidik menduduki peranan
yang sangat penting untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia
sebagaimana yang telah diamanatkan pada alinea ke empat Pembukaan UUD 1945
yakni “Mencerdaskan kehidupan Bangsa”.
Akan tetapi pentingnya seorang pendidik bergantung pada pendidik itu
sendiri,
sebagaimana Firman Allah Artinya :
sebagaimana Firman Allah Artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar". Q.S. Lukman (31):13
Sedikitnya terdapat tiga kata yang
dapat menjadikan seorang pendidik penting, tidak saja dalam pembelajaran di
kelas, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat. Tiga kata tersebut sekaligus
menjadikan sifat dan karakteristik pendidik, yakni kreatif, professional, dan
menyenangkan.[1]
Artinya :
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari
orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi
kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya”. Q.S: Ali Imran
(3): 187
Pendidik harus kreatif dalam memilah
dan memilih, serta mengembangkan materi-materi yang akan ditransfer kepada
peserta didik untuk membentuk kompetensi yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Pendidik harus professional didalam melaksanakan tugasnya bukan
sekedar mengajar dan mentransferkan pengetahuan-pengetahuan yang dimilkinya
akan tetapi ia juga harus jeli di dalam menggunakan metode agar dalam kegiatan pembelajaran
dapat berlangsung efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Profesionalisme guru merupakan sebuah
kebutuhan dalam dunia pendidikan, seiring dengan meningkatnya persaingan yang
sangat ketat dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Diperlukan orang-orang
yang benar-benar ahli dibidangnya, sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya
agar dapat memaksimalkan kinerjanya, seorang pendidik merupakan profesi yang
menuntut kecakapan dan keahlian.[2]
Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadist
:
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ قَالَ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ ح و حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ
الْمُنْذِرِ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُلَيْحٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ
حَدَّثَنِي هِلَالُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَقَال
بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ
جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ
مَا قَالَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ لَمْ يَسْمَعْ حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ
أَيْنَ أُرَاهُ السَّائِلُ عَنْ السَّاعَةِ قَالَ هَا أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا
قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Artinya:
Abu Hurairah berkata statu hari nabi muhammad bercengkeramah dengan kaum dalam satu majlis, kemudian datanglah seorang badui dan ia bertanya: kapan kehancuran terjadi? Rasulullah meneruskan bicaranya pada kaum dan sebagian kaum telah mendengar apa yang di katakan oleh orang badui sehingga mereka tidak senag terhadap rasulullah atas perkataannya, akan tetapi menurut sebagian kaum lain bahwa rasulullah tidak mendengarnya sampai rasulullah menyelesaikan pembicaraannya. Rasulullah bertanya di manakah orang yang ingin mengetahui tentang kehancuran? Orang badui menjawab, saya ya rasul, kemudian rasulullah berkata: terjadinya kehancuran yakni ketika sebuah amanah di sia-siakan. orang badui kembali bertanya: bagaimanakah amanah itu di sia-siakan? Rasulullah menjawab: ketika sebuah urusan di serahkan pada orang yang bukan ahlinya (profesional) maka tunggulah satina (kerusakan).H.R. Abu Hurairah. Ra
Abu Hurairah berkata statu hari nabi muhammad bercengkeramah dengan kaum dalam satu majlis, kemudian datanglah seorang badui dan ia bertanya: kapan kehancuran terjadi? Rasulullah meneruskan bicaranya pada kaum dan sebagian kaum telah mendengar apa yang di katakan oleh orang badui sehingga mereka tidak senag terhadap rasulullah atas perkataannya, akan tetapi menurut sebagian kaum lain bahwa rasulullah tidak mendengarnya sampai rasulullah menyelesaikan pembicaraannya. Rasulullah bertanya di manakah orang yang ingin mengetahui tentang kehancuran? Orang badui menjawab, saya ya rasul, kemudian rasulullah berkata: terjadinya kehancuran yakni ketika sebuah amanah di sia-siakan. orang badui kembali bertanya: bagaimanakah amanah itu di sia-siakan? Rasulullah menjawab: ketika sebuah urusan di serahkan pada orang yang bukan ahlinya (profesional) maka tunggulah satina (kerusakan).H.R. Abu Hurairah. Ra
Pendidik harus juga menyenangkan, tidak
saja bagi peserta didik, tetapi bagi dirinya sendiri. Artinya, belajar dan
pembelajaran harus menjadi makanan pokok pendidik sehari-hari, harus dicintai,
agar dapat membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan nafsu belajar peserta
didik. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan adalah pencapaian kualitas
proses belajar siswa. Keberhasilan ini ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan
pembelajaran selama program pendidikan dilaksanakan. Permasalahan aktual yang
dihadapi guru sebagai pendidik adalah kurang berhasilnya pendidikan di sekolah
serta belum optimalnya kualitas proses belajar yang memerlukan perhatian dan
penanganan secara benar.
Guru harus memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas. Salah satu penyebab kurang maksimalnya pencapaian kualitas proses belajar adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Proses pembelajaran di kelas akan lebih bermutu apabila pendidik dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, tujuan dan karakteristik materi yang akan diajarkan.
Guru harus memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas. Salah satu penyebab kurang maksimalnya pencapaian kualitas proses belajar adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Proses pembelajaran di kelas akan lebih bermutu apabila pendidik dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, tujuan dan karakteristik materi yang akan diajarkan.
Tujuan pembelajaran merupakan tuntutan
profesi pendidik, untuk itu pendidik sebaiknya mampu menilai kinerjanya.
Sebagai pendidik dalam mengajar dikelas, dimana kinerjanya tersebut berkaitan
erat dengan kualitas intsruksional yang dimilki pendidik dalam mengajar.
Sehubungan dengan menilai dan memperbaiki kinerjanya, maka seorang pendidik
dirasa perlu untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
meningkatkan keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran[3].
Ditinjau dari beberapa hal, hasil
kompetensi siswa yang dibuktikan dengan keberhasilan menyelesaikan soal-soal
test. Kemampuan pendidik dalam menyajikan materi diupayakan dengan kata-kata
yang mudah dicerna para siswa dan penggunaan metode yang relevan dengan materi,
siswa diberi kesempatan yang maksimal untuk melakukan demontrasi dan Tanya
jawab, terutama mata pelajaran Matematika yang bertujuan untuk meningkatkan
partisipasi dan prestasi siswa yang akhirnya mampu menarik kesimpulan sendiri.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,
proses pembelajaran di SD Negeri 2 Tugumulyo, ternyata tingkat partisipasi dan
antusias siswa masih rendah, pembelajaran masih berpusat pada pendidik (guru).
Siswa kurang terampil dalam menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep
yang sedang dibahas, dan siswa kurang mampu memecahkan masalah terutama dalam
mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran
Matematika di kelas V.b SD Negeri 2 Tugumulyo belum mencapai taraf ketuntasan
minimal secara keseluruhan atau dengan kata lain belum berhasil. Oleh karena
itu, diperlukan adanya perbaikan pembelajaran agar penguasan siswa terhadap
materi pelajaran dapat ditingkatkan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan hal-hal tersebut, yang
menjadi fokus perbaikan pembelajaran Matematika adalah “Apakah penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan
prestasi siswa dalam mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar di kelas V SD Negeri 2 Tugumulyo”.
C.
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
Dari
hasil penelitian yang peneliti lakukan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1.
Mengefektifkan pembelajaran dengan
menggunakan metode demontrasi.
2.
Mengefektifkan pembelajaran sehingga
meningkatkan prestasi belajar dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini mempunyai manfaat yang cukup besar baik untuk pendidik, peserta didik maupun lembaga atau sekolah :
a.
Bagi Pendidik :
1. Sebagai
umpan balik untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat
untuk menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran.
b.
Bagi Peserta didik :
1. Meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
2.
Melatih siswa menyelesaikan masalah.
3. Melatih
siswa berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
c. Bagi
Lembaga atau Sekolah :
Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan daya tarik
tersendiri bagi sekolah..
D.
Kajian
Pustaka
1.
Untung Markuat dalam skripsinya
berjudul “Upaya Pemahaman siswa terhadap konsep Matematika pada penjumlahan
pecahan dengan Metode Tanya Jawab” di SDN 2 Tugumulyo Kecamatan Lempuing
Kabupaten Ogan Komering Ilir, ditulis pada Tahun 2009, dengan menggunakan
metode Tanya jawab, Ia menyimpulkan bahwa :
“Keberanian siswa dpat ditingkatkan dengan cara memberikan kesempatan
untuk mendemontrasikan suatu materi”.
2. Dian
Mediawati dalam Skripsinya berjudul “Tingkat kepedulian Orang Tua dan
hubungannya terhadap prestasi belajar anak di sekolah” di Desa Arisan Musi
Kecamatan Muara Belida Kabupaten Muara
Enim, ditulis pada Tahun 2008, Ia menyimpulkan bahwa : “Orang tua mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan anak dalam hal ini dapat
dilihat dari dukungan orang tua di rumah dan perhatian yang lebih terhadap cara
belajar anak di rumah dan di sekolah, serta dalam memberikan fasilitas belajar
dan pengawasan serta bimbingan yang dilakukan oleh orang tua di rumah secara
terus menerus”.
3.
Nurpa’ah dalam Skripsinya berjudul
“pengaruh satuan terhadap prestasi belajar siswa bidang study Pendidikan Agama
Islam ” di SDN 292 Palembang, ditulis pada tahun 2006, Ia menyimpulkan bahwa :
“Guru dituntut mempersiapkan Satuan Pembelajaran karena Satuan Pendidikan
merupakan acuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga lebih
terarah dan mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga murid
mudah memahami dan hasilnya lebih baik”.
Bahwa
penelitian yang pernah dilakukan belum ada yang menggunakan penelitian tindakan
kelas, maka peneliti perlu melakukan penelitian ini. Sehubungan dengan hal
tersebut penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan metode
demonstrasi untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar di kelas V SD Negeri 2 Tugumulyo Kecamatan Lempuing
Kabupaten Ogan Komering Ilir” dengan pendekatan penelitian tindakan kelas
(PTK).
E.
Kerangka
Teori
1.
Pengertian
Metode Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang
bertujuan, yang banyak melibatkan aktivitas siswa dan aktivitas pendidik. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran diperlukan adanya alternative metode mengajar yang
dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam prosesnya
pendidik perlu menggunakan metode mengajar secara bervariasi untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Metode berarti cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan, metode dapat juga diartikan sebagai cara yang digunakan pendidik
dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya
pengajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran merupakan alat dan wasilah
untuk mengantarkan pesan yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam
proses belajar mengajar.
2.
Metode
Demontrasi
Metode Demontrasi merupakan salah satu
metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu proses,
peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik.
Karakteristik metode demontrasi ada
lima, yaitu :
a. Mempertunjukkan
objek yang sebenarnya,
b. Ada
proses peniruan,
c. Ada
alat bantu yang digunakan,
d. Memerlukan
tempat yang strategis yang memungkinkan seluruh siswa aktif,
e. Dapat
guru atau siswa yang melakukannya.
F.
Metodologi
Penilitian
1.
Subjek Penelitian
Kegiatan penelitian akan dilaksanakan di
SD Negeri 2 Tugumulyo Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun
Pelajaran 2009/2010, Kelas V.b jumlah siswa 23 terdiri dari 11 siswa laki-laki
dan 12 siswa perempuan mata pelajaran
Matematika Semester II.
2.
Deskrisi
PerSiklus :
a.
Siklus
I yang terdiri dari :
Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 pertemuan, dan
setiap pertemuan dilaksanakan dalam waktu 2 X 35 menit atau 2 jam pelajaran.
Adapun tahapan pada siklus pertama adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan.
Pada tahap perencanaan ini dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
- Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
- Menyiapkan alat peraga
- Membentuk kelompok kerja siswa, menjadi 4
kelompok.
- Menyiapkan lembar pengamatan siswa.
- Menyiapkan lembar pengamatan guru.
- Menyusun lembar kerja kelompok.
- Menyusun soal evaluasi siklus I.
- Menyusun tabel analisa evaluasi.
2. Pelaksanaan/tindakan
Dalam tahap pelaksanaan/tindakan ini merupakan pelaksanaan dari apa
yang telah direncanakan pada tahap perencanaan, sesuai dengan jadwal yang telah
disusun. Pelaksanaan penelitian ini tidak boleh mengganggu kegiatan belajar
mengajar di sekolah, karena urutan materi sudah urut sesuai dengan kurikulum
yang berlaku di sekolah.
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
- Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
- Membentuk kelompok sesuai rencana.
- Menyiapkan alat peraga.
- Memotivasi siswa agar aktif.
- Menjelaskan materi dengan alat peraga.
- Memberikan lembar kerja kelompok untuk dikerjakan.
- Mengerjakan lembar kerja kelompok.
- Mengisi lembar pengamatan siswa.
- Memberi evaluasi siklus I.
- Menganalisa hasil evaluasi.
3. Pengamatan dan Evaluasi
Pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan tiap
kelompok saat mengerjakan lembar kegiatan siswa menggunakan alat peraga pada
tahap pelaksanaan/tindakan. Pengamatan ini dilaksanakan oleh sendiri, sehingga
dapat mengetahui langsung pemahaman siswa tentang materi yang sudah dijelaskan
dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dan menyelesaikan soal kelompok.
Evaluasi dilaksanakan pada akhir pertemuan, secara individu.
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan hasil evaluasi pada pertemuan I dan II,
maka dapat ditetapkan untuk langkah pembelajaran berikutnya.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis hasil evaluasi dapat
diketahui apakah pembelajaran pada siklus pertama sudah berhasil atau belum.
Bila belum berhasil maka dilakukan perbaikan pada siklus II, dengan mencari
penyelesaian yang terbaik agar dapat meningkatkan hasil belajar. Ketuntasan
yang ditetapkan dalam penelitian ini, masing-masing siswa harus dapat
menyelesaikan soal minimal 70%. Apabila belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan,
maka anak belum dikatakan berhasil. Maka anak-anak yang belum berhasil pada
siklus I, akan mendapat perhatian lebih pada siklus II.
b.
Siklus
II yang terdiri dari :
Pada siklus II ini dilaksanakan sesuai dengan hasil
pengamatan dan analisis hasil evaluasi pada siklus I, untuk memperbaiki segala
sesuatu yang belum berhasil. Berdasarkan hasil tersebut dilaksanakan
perbaikan-perbaikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
- Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran.
- Memperbaiki bentuk kelompok.
- Menyiapkan soal pengayaan.
- Menyiapkan soal perbaikan.
- Menyiapkan alat evaluasi siklus II.
2. Pelaksanaan/Tindakan
Pelaksanaan pada tahap ini tetap tidak boleh mengganggu kegiatan
belajar mengajar yang telah dijadwal di sekolah. Pembelajarannya merupakan perbaikan
dari siklus pertama. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan diberi soal pengayaan
secara individu, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan ketuntasan
diberi perbaikan secara individu.
3. Pengamatan dan Evaluasi
Lembar pengamatan untuk siswa tetap diisi oleh peneliti sendiri,
agar dapat mengetahui mana siswa yang harus diberi pengayaan dan mana yang
harus diberi perbaikan untuk mencapai ketuntasan belajar.
Evaluasi dilaksanakan pada akhir pertemuan secara individu, kemudian
dibahas secara bersama-sama.
4. Refleksi
Tim
peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis
untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode demontrasi untuk meningkatkan
prestasi siswa dalam mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar di SD Negeri 2
Tugumulyo.
G. Tehnik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah peserta didik kelas V.b semester II SD
Negeri 2 Tugumulyo Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir.
2. Jenis Data
a. Data hasil belajar peserta didik kelas V.b
semester II SD Negeri 2 Tugumulyo Kecamatan Lempuing dengan materi mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar.
b. Data aktivitas peserta didik dan guru dalam proses
pembelajaran.
3. Cara Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data yang valid, data di kumpulkan melalui cara berikut ini :
1.
Tes
Tehnik
tes digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi siswa dalam mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar di kelas V.b SDN 2 Tugumulyo.
2.
Non Tes
Tehnik
non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah ;
a.
Observasi
Melakukan
pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dan guru dengan menggunakan lembar
observasi pada saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh pengamat.
b.
Kuesioner Siswa
Kuesioner
siswa merupakan dialog secara tertulis dengan siswa yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana model pembelajaran yang di bawakan disenangi atau tidak
disenangi oleh siswa,
c.
Catatan Lapangan
Catatan
lapangan merupakan jurnal harian yang ditulis peneliti secara bebas, buku ini
mencatat seluruh kegiatan pembelajaran serta sikap siswa dari awal sampai ahir
pembelajaran.
H. Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar peserta
didik pada kelas V.b semester II SD Negeri 2 Tugumulyo Kecamatan Lempuing
dengan materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar mencapai rata-rata
nilai ≥ 70.
demikian Contoh PTK semoga bermanfaat
[1]
Enco Mulyasa, Menjadi Guru Profesional
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung : Remaja
Rosdakarya,2008), hlm. iii-iv
[2]
Nazarudin, Regulasi Pendidikan Menjadi
guru Profesional Pasca Sertifikasi ( Yogyakarta : Pustaka Felicha, 2009),
hlm. 69
[3] Wardani, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Universitas
Terbuka, 2007) hlm.4.4
[4]
IGAK Wardani dan Kusawaya Wihardit, Penelitian
Tindakan Kelas (Jakarta, UT,2008). hlm 1.24