
untuk melihat keseluruhan dunia kenyataan science membuat teori-teori yang dapat memberi pegangan untuk memahami dunia sekitar. science itu obyektif, menjauhi aspek-aspek yang subyektif. karena itu pula kegiatan ilmiah itu sendiri tidak mencampurkan dengan nilai-nilai etis.
Ada masanya pada waktu lampau dimana orang mengatakan bahwa penlitian ilmiah, seperti yang dilakukan dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam tidak dapat dilakukan terhadap gejala-gejala sosial. dikatakan bahwa kelakuan manusia senantiasa berubah-ubah, sehingga tidak dapat diramalkan secara ilmiah dan tepat. kelakuan manusia terlampau kompleks sehingga sukar diklasifikasikan secara ketat. juga dianggap bahwa sukar diadakan pengamatan yang obyektif tentang kelakuan manusia. selain itu dianggap manusia itu unik, lain daripada setiap manusialainnya.
Pada saat sekarang orang tidak lagi mempertentangkan metode penelitian dalam ilmu pengetahuan alam dengan sosial. ilmu-ilmu sosial juga mengembangkan teknik-teknik kuantitatif, mencari alat-alat ukur yang makin tepat dan halus. mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori serta hipotesisnya secara empiris. akhirnya pada dasarnya tidak lagi dilihat perbedaan dalam dasar-dasar penelitian ilmu sosial dengan ilmu-ilmu lainnya.
namun ilmu sosial tidak dapat membuat percobaan seleluasa ilmu-ilmu alam, misalnya mengadakan percobaan sekaligus dengan ratusan manusia dalam kondisi-kondisi yang dapat diatur dan dikuasai, atau menanggulangi percobaan sesuka hati peneliti. biologi dapat melakukan dengan tanaman.
Baca Juga Tentang Ilmu Pengetahuan dan Nilai-Nilai Klik disini http://www.stiq-annur.ac.id/2016/05/ilmu-pengetahuan-dan-nilai-nilai.html
Baca Juga Tentang Ilmu Pengetahuan dan Nilai-Nilai Klik disini http://www.stiq-annur.ac.id/2016/05/ilmu-pengetahuan-dan-nilai-nilai.html