Sebagai seorang
guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta
didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan
bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan
sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual
atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa.
Pemahaman
terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk merancang
pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang
kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
1. Perkembangan
Fisik Anak/Siswa
Anak masuk kelas
satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak
anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak
relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD. Pada usia 9 tahun tinggi
dan berat badan anak laki laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9
tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak
laki laki.
Pada akhir kelas
empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan.
Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat. Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi,
lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki laki. Anak laki laki memulai
lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun. Menjelang awal kelas enam,
kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan mereka.
Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12
13 tahun. Anak laki laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi
antara usia 13 16 tahun.
Perkembangan
fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan
fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu
bereproduksi. Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan
perubahan ini. Anak pubertas awal (prepubertal) dan remaja pubertas akhir
(postpubertal) berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam
tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri ciri seks primer dan sekunder.
Meskipun urutan
kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan
kecepatan berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata rata anak perempuan
memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki laki.
Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2
tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6
tahun. Dengan adanya perbedaan perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum
anak matang yang sama usianya mulai mengalami pubertas.
2. Perkembangan
Sosio emosional Anak/Siswa
Menjelang masuk
SD, anak telah rnengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh
sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya
egosentris (berpusat pada diri sendiri), dan dunia mereka adalah rumah
keluarga, dan taman kanak kanaknya.
Selama duduk di
kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada
tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka "dewasa".
Mereka merasa "saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap
ini disebut tahap 'I can do it my self'. Mereka dimungkinkan untuk diberikan
suatu tugas.
Daya konsentrasi
anak tumbuh pada kelas kelas tinggi SD. Mereka dapat meluangkan lebih banyak
waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang
hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri,
kerjasama dengan kelompok, dan bertindak menurut cara cara yang dapat diterima
lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur.
Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. Anak anak yang lebih muda menggunakan perbandingan sosial (social comparison) terutama untuk norma norma sosial dan kesesuaian jenis jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.
Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. Anak anak yang lebih muda menggunakan perbandingan sosial (social comparison) terutama untuk norma norma sosial dan kesesuaian jenis jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri.
Sebagai akibat
dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD
berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang
dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan
emosional mereka. Di kelas besar SD anak laki laki dan perempuan menganggap
keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga.
Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius Teman teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya sangat tinggi. Remaja sering berpakaian serupa. Mereka menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku.
Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius Teman teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya sangat tinggi. Remaja sering berpakaian serupa. Mereka menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku.
Hubungan antara
anak dan guru juga seringkali berubah. Pada saat di SD kelas rendah, anak
dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas
tinggi SD hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi pribadi
kepada guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa
anak pra remaja memilih guru mereka sebagai model. Sementara itu, ada beberapa
anak membantah guru dengan cara cara yang tidak mereka bayangkan beberapa tahun
sebelumnya. Malahan, beberapa anak mungkin secara terbuka menentang gurunya.
Salah satu tanda
mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu
kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak
mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada
perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana
mereka berperilaku.
Mereka mulai mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Remaja mudah dibuat tidak puas oleh diri mereka sendiri. Mereka mengkritik sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan mencoba untuk mengubah perilaku mereka. Pada remaja usia 18 tahun sarnpai 22 tahun, urnumnya telah rnengembangkan suatu status pencapaian identitas.
Mereka mulai mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Remaja mudah dibuat tidak puas oleh diri mereka sendiri. Mereka mengkritik sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan mencoba untuk mengubah perilaku mereka. Pada remaja usia 18 tahun sarnpai 22 tahun, urnumnya telah rnengembangkan suatu status pencapaian identitas.
KESIMPULAN
Pada anak
perempuan sekitar kelas 6 SD, sudah mencapai puncak lonjakan tinggi badan pada
umur (10,5 13,5) tahun dan sudah mulai menstruasi umur (10,5 15,5) tahun.
Sementara itu pada anak laki laki puncak lonjakan tinggi badan tercapai
(12,515,5) tahun serta mereka juga sudah dewasa pada alat reproduksinya pada
umur (12 16) tahun yaitu dengan ditandainya penyemburan pertama air mani.
Perkembangan
sosio emosional, pada anak permulaan masuk SD mulai mengembangkan keterampilan
berpikir, bertindak, dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Seiring
bertambahnya kelas dan dengan berlangsungnya pendidikan dan pengajaran di
sekolah, anak semakin rnengembangkan konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu
termasuk mengerjakan tugas sekolah, mengevaluasi diri sendiri dibandingkan
dengan orang lain. Pada akhir SMP anak sudah mencapai perkembangan sosio
emosional yang lebih stabil dan sudah mengembangkan status pencapaian
identitas.