Upaya meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penggunaan Media Atlas PTK


BAB I
PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang Masalah
  Kata “media” berasal bahasa latin dari kata “medium” artinya perantara atau pengantar. Brigs berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa pada saat terjadinya proses belajar. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas enam, dibantu dengan penggunaan atlas sebagai alat bantu yang tepat. Dan harus disesuaikan dengan karakteristik komponen penggunaan serta efektifitasnya.[1]  

Terbatasnya media bergambar atlas sebagai sumber belajar penyampaian materi tentang letak suatu pulau, negara dan benua. Siswa belajar dengan cara abstrak, dalam situasi ini guru harus kreatif sendiri sebelum mengajar guru harus menggambar peta dikarton. Untuk memperjelas pemahaman siswa. Dengan demikian, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya dan mudah dipahami memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik.
Penggunaan atlas dalam pelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas enam pada dasarnya merupakan penyederhanaan dan pengkokngkritan dari konsep geografis. Sehingga dapat dipelajari siswa dalam wujud yang nyata dan jelas.
Taraf berpikir manusia, mengikuti tahap perkembangan di mulai dari berpikir kongkrit menuju ke berpikir abstrak, mulai dari berpikir sederhana menuju berpikir komplek. Penggunaan media atlas, erat kaitanya dengan dengan tahapan berpikir sebab melalui media atlas hal-hal yang abstrak dapat dikongkritkan.  Hal-hal yang komplek dapat disederhanakan. Sehingga pengetahuan siswa tidak abstrak dan verbalisme. Artinya siswa tidak hanya mendapat pengetahuan dengan penjelasan secara lisan saja tetapi mendapat penjelasan dengan gambar yang nyata.
Pengalaman peneliti selama mengajarkan pelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas enam mengalami kesulitan untuk mengingat dan memahami peta. Karena selama ini guru dalam menyampaikan pelajaran hanya secara lisan tanpa memakai atlas. Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini sangat membantu guru untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan dalam mengajarkan materi pelajaran .
Murid termotivasi untuk mengikuti materi pelajaran, karena pengajaran tidak bersifat verbal guru menampilkan atlas dipapan tulis. Siswa disuruh mengamati gambar dan maju kedepan untuk menunjukan letak suatu tempat dari pulau, letak geografis negara dan bahkan letak benua.


B. Rumusan Masalah
 1. Bagaimana menggunakan atlas agar dapat meningkatkan kemampuan mengingat siswa tentang peta buta dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ?
 2. Apakah penggunaan atlas dapat meningkatkan kemampuan siswa mengingat peta buta  mata palajaran Ilmu  Pengetahuan Sosial di kelas VI MI.Nurul Hasab ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat   adanya perubahan penguasaan materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas VI tentang peta buta, di harapkan adanya   peningkatan mutu dan hasil belajar kearah yang lebih baik baik untuk guru, murid maupun pihak sekolah. Berikut manfaat -manfaat setelah diadakan  penelitian tindakan kelas untuk mencari solusi penyajian materi yang baik dan berhasil guna.
1.  Tujuan bagi guru seperti
a. terjadinya metode mengajar yang relevan dengan materi pelajaran
b. siswa termotivasi dan terespon untuk semangat mengikuti pembelajaran
2.  Manfaat bagi siswa seperti
a.   dapat meningkatkan motivasi sehingga siswa menguasai dan dan memahami  materi  pelajaran yang telah diajarkan
b.   siswa mudah untuk mengikti belajar dan memperlama memori ingatan pelajaran
3.  Manfaat bagi sekolah
Pembuatan peta oleh siswa yang sudah ditulisi dan diberi warna kemudian dibingkai serta dapat ditempelkan didinding kelas. Siswa akan sering melihat peta hasil karya sendiri ,dengan demikian secara tidak langsung akan memberikan ingatan pada dirinya.

D. Kerangka Teori
Penggunaan atlas akan sangat bermakna untuk membantu siswa dalam mempelajari dan memahami akan pentingnya pengetahuan posisi suatu negara. Untuk meningkatkan kwalitas proses kegiatan belajar mengajar, yang sesuai dengan kurikulum KTSP 2006. Maka diperlukan,sarana yang dapat menunjang keberhasilan penguasaan materi oleh siswa kelas enam khususnya pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Salah satunya dengan menggunakan media bergambar dua dimensi yaitu atlas.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula, baik yang berkenaan sarana fisikmaupun non fisik. Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru,peralatan yang lengkap. Guru dituntut kreatifitas serta memahami kendala-kendala dan kesulitan dalam memahami materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial di kelas enam.
  Prinsip pemanfaatan atlas sebagai media dalam pembelajaran di gunakan dalam rangka upaya untuk peningkatan atau mempertinggi mutu hasil belajar setelah siswa mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Pinsip prinsip penggunaan atlas sebagai media pengajaran antara lain :
1.    Penggunan atlas sebagai media pengajaran hendaknya di pandang sebagai bagian yang integral dari suatu sitem pengajaran dan bukan sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkanya.
2.    Atlas sebagai media pengajaran hendaknya di pandang sebagai sumber belajar yang di gunakan dalam usaha memecahkan masalah yang di hadapi dalam proses belajar mengajar.
3.    Atlas sebagai media pengajaran hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audensi(siswa)secara tepat dan berhasil guna.
4.    Media yang dipakai sebagai sumber belajar, dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai kepada yang abstrak.
5.    Atlas sebagai media pengajaran hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,harus jelas dan oprasional, spesifik, dan benar-benar tergambar secara konkrit.[2]
   Beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya kedalam tiga kategori sebagai berikut :
1. Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemelihan yang jelas.apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran siswa, untuk informasi yang bersifat umum. Tujuan pemilihan media berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2. Karakteristik media pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik di lihat dari segi ke ampuhanya,cara pembuatan maupun cara penggunaanya. Guru harus memahami karateristik media atlas tersebut.agar memudahkan siswa .
3. Memilih pada hakekatnya adalah proses pembuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan.
Prinsip-prinsip pemilihan media  adalah
a. menentukan jenis media dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang lebih tepat dan lebih dulu dan sesuai dengan bahan pelajaran.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat artinya media disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik.
c. Menyajikan media atlas dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran haruslah sesuai dengan tujuan, metode, dan sarana penunjang.
d. Menempatkan atau memperlihatkan atlas pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Dasar pertimbangan dan penggunaan media atlas sebagai sumber belajar terdapat beberapa faktor criteria yang perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan berikut ini:
a.   Objektifitas guru
Unsur objektifitas guru dalam memilih media pengajaran haruslah dihindarkan. Artinya guru tidak boleh meimilih media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Secara objektifitas hasil penelitian atau percobaan suatu media pengajaran menunjukan keefektifan dan efesiensi.
b.   Program pengajaran
Program pengajaran dan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, struktur maupun kedalamanya.
c.   Sarana program
Sarana program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran. Media yang dipakai haruslah disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kemampuan anak didik.
d.   Situasi dan kondisi
Maksudnya keadaan ruangan belajar yang dijadikan tempat proses belajar mengajar

e.   Kwalitas teknik
Penggunaan atlas sebagai media pengajaran haruslah jelas dari semua siswa, baik yang duduk didepan maupun siswa yang duduknya dibelakang.
f.    Keefektifan dan efesiensi penggunaan
Berkenaan dengan hasil yang ingin  dicapai, memang sulit untuk mempertahankan keduanya secara bersamaan, tetapi dalam memilih dan menetapkan media atlas sebagai media pengajaran, guru sedapat mungkin menekan jarak keduanya.

E.   Kajian Pustaka
        Sebelum diadakan PTK di kelas VI, siswa selalu mengalami kesulitan untuk mengingat materi pelajaran Negara-negara asean. Dengan PTK, adanya perubahan dalam menyampaikan pesan pembelajaran yaitu dengan menggunakan media berupa atlas. Adanya perubahan pada siswa kemudahan dalam mengingat peta buta leih cepat dan daya ingat dalam jangka waktu yang lama.
 Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan media antara lain dengan atlas sebagai sumber belajar.
Beberapa ciri sebagai hasil belajar siswa timbul motivasi untuk memiliki
pengetahuan yang permanen. Bahwa hasil belajar dengan adanya proses, kemampuan untuk memahami melalui melihat, mengingat dan menerapkan. Atlas sebagai sumber pesan kepada siswa hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran terdapat proses komunikasi dan interaksi. Sehingga penerima pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan mudah.
Atlas sebagai salah satu media bergambar, untuk menyampaiakan suatu pesan dari materi pelajaran pada mata pelajaran pengetahuan sosial yang berisi suatu topic. Dalam kondisi seperti itu,maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic Communication) dan bahkan terjadi komunikasi banyak arah (multy way traffic communication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran tentang letak negara, benua dan bahkan dunia dalam penjelasan materi tersebut guru harus menggunakan atlas. Supaya tercapai tujuan pengajaran dan lebih meningkatkan keefektifan tujuan atau kompetensi.
 Penggunaan media atlas akan efektif jika di tandai dengan adanya “area of experience” artinya daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan. [3]


F. Hipotesis
       Penggunaan media atlas dapat meningkatkan kemampuan siswa mengingat peta buta pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VI MI.Nurul Hasab Cahyamaju.
G. Metodologi Penelitian
1. Subjek Penelitian
 Subjek penelitian tindakan kelas ini, dilakukan pada sekolah kelas VI MI.Nurul Hasab Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir. Yang menjadi subjek penelitian pada bidang studi Ilmu pengetahuan social (IPS) pada murid kelas enam (VI)  yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 16 putra dan 14 putri.
a. Mata pelajaran .                                                                                                       
Peneliti mengambil mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada kelas enam, yang selama ini nilai hasil ulangan siswa selalu  rendah, khususnya kemampuan dalam mengingat peta buta.
b. Kelas.
Peniliti sengaja mengadakan penelitian di kelas enam,  sebagai upaya terhadap peningkatan mutu dari hasil belajar. Karena mereka akan mengadapi ujian nasional. Dengan adanya penelitian yang dilakukan diharapkan akan mengalami perubahan dalam pembelajaran dan mendapat hasil yang memuaskan.
c. Karakteristik siswa
Beragam kemampuan untuk mengikuti pembelajaran khususnya ilmu pengetahuan sosial,bahan kajian materinya sangat luas. Perbedaan individu-individu untuk menerima materi pelajaran dapat dikategorikan  ada yang agak lambat menguasai, dan ada yang sama sekali tidak memahami.

2. Deskripsi persiklus
a. Perencanaan
 Sebaiknya guru sebelum mengadakan Penelitian Tindakan Kelas, hendaklah mula-mula mengadakan persiapan yang matang. Menyusun rencana yang efektif dan efesien dengan harapan memudahkan bagi peneliti untuk melaksanakan kegiatan dan tindakan. Perencanaan yang dimaksud adalah ;
1. Menentukan Standar kompetensi  (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan  dijadikan   penelitian ini standar kompetensi pada kajian ini adalah :
 3. Benua-benua di dunia
 Kompetensi Dasar  (KD) :
 3.1) Mampu memahami benua-benua yang terdapat dibelahan dunia
 3.2) Mengenal wilayah atau bagian negara-negara yang ada di dunia
2.   Membuat instrument atau perangkat pembelajaran, seperti : lembar     observasi, RPP, LKS,  atlas, lembar evaluasi.     .
3.   Membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk membuat satu buah peta dan mempresentasikan hasil gambarnya ke depan kelas secara bergiliran.
b. pelaksanaan.
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri empat tahap, yaitu perencanaan(pleaning) tindakan (action), pengamatan(observing) dan refleksi (reflekcting). Langkah pada siklus berikutnya sudah direvisi, baik tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus satu  (I) dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi masalah .

SIKLUS I
1. Perencanaan
a)      Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui KD
b)        Membuat dan menentukan media pembelajaran
c)        Membuat lembar kerja siswa
d)      Membuat gambar-gambar peta dan di photocopy untuk setiap siswa
e)      Menyusun alat evaluasi setelah pembelajaran
2.  Pelaksanaan
a)    Membagi siswa kedalam lima kelompok
b)   Diberikan lembar kerja siswa berupa peta-peta buta dunia
c)   Masing-masing kelompok untuk mewarnai dan menamai peta
d)    Hasil kerja kelompok di presentasikan kedepan kelas
e)      Siswa diberikan kesempatan untuk memberi tanggapan atas pertanyaan
f)       Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama
g)     Melakukan evaluasi dan penilaian
3. Pengamatan
a)     Pengamatan situasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa
b)     Keaktifan dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
c)      Mengamati keaktifan siswa dalam diskusi pada kelompoknya
4. Refleksi
PTK ini akan berhasil jika memenuhi criteria sebagai berikut:
     a)  Sebagian besar  (70 % dari siswa) berani dan mampu menjawab perta
           nyaan.          
      b) Sebagian besar  (70 % dari siswa) berani menanggapi dan  mengemu-
           kan pendapatnya.
      c) Sebagian besar  (70 % dari siswa)  berani dan mampu untuk bertanya
            tentang materi pelajaran.
       d) Lebih dari 80 % anggota kelompok aktif dan termotivasi dalam menger
              jakan tugas kelompoknya.


SIKLUS II
1. Perencanaan
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama
2. Pelaksanaan
Guru dalam melaksankan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran hasil refleksi siklus pertama
3. Pengamatan
Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktifitas.  Pembelajaran dengan menggunakan media peta buta
4. Refleksi
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan atlas pengajaran dalam meningkatkan kinerja dan hasil belajar siswa kelas enam pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di madrasah ibtidaiyah Nurul Hasab Cahyamaju Lempuing Ogan Komering Ilir.
d.  Pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang valid, semua data dikumpulkan melalui cara berikut :
1. Tes.
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pembelajaran,  sebelum
dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan atlas pembelajaran dengan menggunakan peta buta. Motivasi belajar dan peningkatan pemahaman pelajaran semakin mudah dan cepat dipahami oleh siswa.
2.  Non tes. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Observasi
Teknik ini digunakan oleh kabolator untuk mengobservasi pelaksanaan  tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti
b. Kuesioner siswa
Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti pada kelas. Di adakan kuisioner sebagai media dialog secara tertulis antara guru dengan siswa. Bahwa sistem mengajar dengan  menggunakan atlas menyulitkan atau mudah. Guru membuat sepuluh pertanyaan dengan jawaban memilih “ya” atau “tidak” dengan cara memberi tanda ceklis pada jawaban pilihanya.
c. Catatan Lapangan
 Kejadian atau keadaan dalam setiap kegiatan pembelajaran, dari awal sampai akhir, guru diharapkan membuat catatan perkembangan, motivasi belajar, kemampuan dan keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran dikelas.
H. Analisis data
Data yang didapat dari analisis selama pelaksanaan observasi secara kolaboratif dengan teman sejawat. Dan hasilnya dijadikan sebagai bahan penyusunan rencana tindakan berikutnya. Analisis data dilakukan pada setiap selesai satu kali pertemuan menyampaikan bahan pelajaran dan setiap akhir  siklus
Data dianalisa secara kualitatif untuk catatan pelaksanaan di lapangan dan pada lembaran observasi, dilakukan dengan membandingkan keadaan siswa setelah belajar dengan menggunakan atlas.

I. Sistematika pembahasan
Bab pertama . Pendahuluan yang berisikan  latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan  penelitian, kajian, pustaka, kerangka teori, hipotesis tindakan, metedologi penelitian,  dan sestematika penelitian.
Bab dua. Landasan teori yang berisikan motivasi, pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, atlas sebagai media bergambar
Bab tiga. Setting wilayah penelitian yang berisikan tempat penelitian,  waktu penelitian, subyek penelitian,  persiapan PTK,  sumber data,  teknik alat pengumpul data, indikator kinerja,  analisis data,  prosedur tiap siklus.
Bab empat. Pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan yang berisikan pelaksanaan dan pembahasan siklus satu dan pelaksanaan siklus dua.
Bab lima. Kesimpulan dan saran.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.  Teknik Penggunaan Atlas dalam pembelajaran.
           Penjelasan secara lisan dengan kata-kata mungkin akan menghabiskan waktu yang lama, pemahaman murid juga berbeda sesuai dengan pengetahuan mereka sebelumnya, bahkan tidak mungkin akan menimbulkan kesalahan persepsi.
          Menggunakan atlas sebagai media untuk mengajar tentang objek tertentu, akan sangat membantu dalam memberikan penjelasan. Selain akan menghemat kata-kata, menghemat waktu, penjelasan guru juga akan lebih mudah dimengerti oleh siswa, menarik, membangkitkan motivasi belajar, menghilangkan kesalah pahaman, serta informasi yang di sampaikan menjadi konsisten dan konkrit.        
        Beberapa cara yang real dapat dipilih dan dilakukan oleh guru dalam pembelajaran, cara pertama sebagai informasi verbal, cara kedua berupa pengalaman yang nyata, sedangkan cara ketiga dengan informasi media pengajaran dengan menggunakan atlas. Diantara ketiga atlas tersebut, cara yang ketiga adalah cara yang paling baik dan bijaksana dilakukan oleh seorang guru, karena siswa di sekolah dasar metode mengajar harus menggunakan media yang nyata. Atlas sebagai media pengajaran sangat diperlukan dalam pemberian materi pembelajaran pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial agar pembelajaran lebih efektif dan efesien.
          Konsep pembelajaran menuntut adanya  peran guru, pada konsep tradisional guru berperan sebagai transformator artinya guru berperan hanya sebagai penyampai pesan dengan menggunakan komunikasi langsung (direc communication), pola ini membuat siswa kurang  aktif. Kondisi ini tidak sesuai dengan konsep (instructional) pembelajaran memandang sisiwa sebagai indifidu yang aktif memiliki kemampuan dan potensi yang perlu diexplorsi  secara optimal.
         Selain memandang penting peran aktif siswa dalam belajar, pembelajaran juga menuntut peran guru lebih luas. Diantara tugas guru tersebut adalah sebagai desain pemebelajaran didalamnya merancang penggunaan  atlas sebagai media, untuk penyampaian materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas enam .
         Pembelajaran adalah satu kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru dengan mengunakan berbagai sumber belajar baik situasi kelas maupun diluar kelas. Dalam arti media yang digunakan untuk pembelajaran selalu identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional namun proses belajar mengajar tanpa kehadiran guru pun dan lebih mengandalkan media termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya, e-learning, pembelajaran dengan penggunaan CD interaktif yang berisi gambar-gambar dan penjelasan tentang propinsi-propinsi diseluruh Indonesia, pulau-pulau di Indonesia dan, benua.
         Berdasarkan tempat penggunaanya terdapat beberapa teknik kegunaan media pengajaran yaitu :
1. Penggunaan Media Atlas di Kelas.
         Pada teknik ini media atlas dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan penggunaanya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media atlas tersebut guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Atlas yang digunakan haruslah sesuai dengan tiga hal yaitu tujuan, materi dan strategi pembelajaran. Yang terpenting dalam penggunaan atlas tersebut diruang kelas dimana antara guru dan siswa secara bersama-sama berinteraksi secara langsung (face to face) . Tentu saja atlas yang digunakan di kelas adalah memungkinkan kemampuan menyediakan media tersebut dengan jalan diperbanyak di kertas dan masing–masing siswa mempunyai atlas sendiri-sendiri. Dalam pemanfaatannya harus praktis, ekonomis, mudah digunakan (user friendly)[4]          
       Penggunaan media secara terprogram bahwa media tersebut digunakan dalam rangkaian suatu kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Bila media itu atlas untuk pembelajaran, sasaran didik  (audience) diorganisasikan dengan baik hingga mereka dapat menggunakan atlas secara baik, berkesinambungan dan mengikuti pola belajar mengajar tertentu.
2.variasi penggunaan atlas.
         Dilihat dari variasi penggunaanya, penggunaan atlas dapat digunakan baik secara perorangan, kelompok.
a. Atlas dapat digunakan secara perorangan
         Atlas dapat di gunakan secara seseorang sendirian saja atau istilahnya individual learning, siswa mempunyai atlas sendiri-sendiri baik secara berbentuk buku atau dari foto copi. Atlas ini ada dua macam yaitu ada atlas yang dilengkapi dengan berbagai petunjuk, legenda dan keterangan lengkap. Ada pula atlas yang tanpa adanya keterangan yang disebut peta buta.
b. Atlas dapat digunakan secara berkelompok
          Pembelajaran dapat berlangsung dengan jumlah siswa yang cukup banyak (big group) atau bersifat kelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2 sampai 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9 sampai 40 orang. Atlas sebagai media pemebelajaran dirancang untuk digunakan secara berkelompok dapat melakukan diskusi tentang atlas yang berbentuk peta buta. Atlas sebagai media digunakan secara berkelompok harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a. Suara yang disajikan harus cukup keras dan jelas sehingga semua anggo
    ta kelompok mendengar dengan jelas
b. Gambar atau tulisan dalam atlas tersebut harus cukup jelas sehingga dapat dipahami dan dimengerti dengan jelas oleh semua anggota kelompok.
3. Pentingnya Pemilihan Atlas Sebagai Media Pembelajaran
         Pemilihan atlas sebagai media pengajaran pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial, apakah atlas tersebut sesuai atau cocok dengan karakteristik materi yang akan disajikan dan mudah dipahami serta menarik motivasi belajar siswa. Bila hal tersebut dapat terpenuhi maka tugas selanjutnya adalah meneliti lebih cermat. Pertimbangan selanjutnya apakah penggunaan atlas tersebut telah dipertimbangkan betul-betul akan keefektifan dan keefesienya. Juga apakah atlas yang akan digunakan berupa media jadi  (by utilization) atau perlu dirancang (by design).. Bila bentuk atlas perlu dirancang maka sudah barang tentu diperlukan perencanaan yang lebih matang, baik dalam penggunaan dan pengembanganya.
         Atlas ditinjau dari segi kesiapan pengadaanya dapat di kelompokan ke dalam dua jenis, yaitu ;
1.   Atlas yang sudah jadi dalam bentuk buku (atlas by utilization) disebut  atlas jadi karna sudah menjadi barang komoditi dari bahan yang dicetak berupa buku dan diperdagangkan di pasaran atau dijual  bebas dan dalam keadaan siap digunakan untuk alat atau media pengajaran. Kelebihan atlas jadi adalah banyak tersedia di toko dan tidak makan waktu yang lama hal ini tentu menghemat biaya dan tenaga.
2.   Atlas yang didesain sendiri oleh guru yang digambar di atas kertas (atlas by desaign) karna perlu didesain dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu. Guru menggambar salah satu atlas diatas karton terlebih dahulu sebelum mengajar materi ilmu pengetahuan sosial,  yang selanjutnya ditempelkan di papan tulis di depan kelas. Sedangkan untuk menggambar atau membuat atlas lebih banyak menyita waktu, tenaga, biaya dan pikiran. Pembuatan atlas harus dilakukan dengan akurat dan benar atau harus melalui tahapan uji coba terlebih dahulu apakah valid  atau reliable  untuk dipakai dalam pengajaran dan masa tertentu. Untuk mendapatkan keHandalan dan kelayakan suatu atlas rancangan diperlukan serangkaian validasi prototipenya. [5] 
4.  Beberapa Dasar Pertimbangan Penggunaan Atlas
         Kelemahan–kelemahan yang nampak menggejala dalam pemakaian atlas merupakan bagian yang diperhitungkan dalam proses belajar mengajar bukan didasarkan pada pemikiran logis dan ilmiah, namun sekedar memenuhi perkembangan di lingkungan sekolah.  Seorang guru yang megejar di tingkat dasar, mengajar dengan menggunakan media atlas  untuk pengajaran yang telah dibuat sendiri atau telah disediakan oleh pihak sekolah guna untuk membantu dan mempermudah penyampaian pesan pembelajaran, sehingga pemakaian atlas tersebut tidak didasarkan pertimbangan pada kebutuhan dan karakteristik siswa atau kesesuaian dengan materi yang akan disajikan dan tujuan pengajaran yang akan di capai. Dengan menggunakan atlas pembelajaran akan memberikan dampak bagi siswa untuk lebih jelas menerima pesan pengajaran dan dapat mempunyai nilai lebih dianding hanya dengan menggunakan metode ceramah.
         Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan atlas dalam pembelajaran seperti halnya berkenaan dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik  siswa, sasaran, jenis rancangan penegajaran. Faktor-faktor tersebut harus harus dipertimbangkan dalam aturan-aturan dan kriteria keputusan pemilihan media atlas.


[1] Syaiful Bahri Djamarah ,Strategi Belajar Mengajar  (Jakarta:PT.Renika Cipta,1996) hal.157
[2] M.Basyiruddin Usman,Asnawir,Media Citra Utama, (Jakarta:Delia Citra Utama,2002) hal..18-19
[3] Rudi Susilana,Cepi Riyana, Media Pembelajaran, ( Bandung: Wacana Prima,2008),hal.1   
[4] Rudi Susilana, et. All. Media Pembelajaran. (Bandung: Wacana Prima, 2008) h. 175
4.M. Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, ( Jakarta, Delia Citra Utama,2002),hal.124.