Model Pembelajaran STAD dan Hasil Belajar Siswa Proposal Skripsi

Kawan-kawan berikut saya share Proposal skripsi silahkan copy paste untuk panduan.

A. Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Student Team Achievment Divisiona (STAD) Terhadap HAsil Belajar Siswa PAda Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Darussalam Tugumulyo

B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
       Seiring dengan kemajuan jaman dan berkembangnya IPTEK, yang mempengaruhi segala aspek kehidupan yang salah satunya adalah di bidang pendidikan. Yang mana di dalam dunia pendidikan banyak sekali perubahan-perubahan di dalamnya baik dari metode pembelajaran, kurikulum, bahkan sampai pada tenaga pendidik dan peserta didik itu sendiri.

       Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 Pendidikan memiliki fungsi dan tujuan membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta mampu mengembangkan kualitas, kecerdasan tinggi, dan budi pekerti luhur. Untuk mencapai tujuan dan fungsi tersebut perlu adanya kualitas dan hasil pendidikan melalui perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar di sekolah.

       Guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis karena guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran selain itu, gurulah yang akan menjabarkan rencana pembelajaran ke dalam pelaksanaan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) dan mengadakan perubahan positif pada diri siswa, Keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya faktor guru yaitu guru mempunyai peran dalam menyediakan dan menciptakan model pembelajaran.

Betapa pun kesiapan peserta didik dan lengkapnya sarana pembelajaran, jika model pembelajaran yang diterapkan tidak tepat, diduga hasil belajar peserta didik juga akan kurang memuaskan.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.       

Tercapainya suatu proses pembelajaran sangat didukung oleh keterlibatan siswa dalam pembelajaran seperti pada mata pelajaran FIQIH, di kelas perlu adanya suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien serta pembelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran karena jika kita amati pada saat ini masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran yang statis tanpa ada strategi lain untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Untuk itu perlu adanya suatu model pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelas agar dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa seperti yang diharapkan oleh semua pendidik atau guru. Agar hasil belajar siswa meningkat perlu di adakan model pembelajaran yang baru.

       Agar siswa mudah memahami tentang materi yang diajarkan dengan sebelumnya salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariatif seperti model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Yang di dalam metode tersebut banyak melibatkan siswa secata langsung, dan dalam kegiatan pembelajaran jika ingin berhasil siswa harus di beri kesempatan untuk menggunakan semua kemampuan jasmaninya perlahan-lahan, tahap demi tahap sampai mampu bertindak sendiri Sehingga penulis tertarik untuk memilih judul “Pengaruh Model Pembelajaran Student Teams Achievemen Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIIIb di Madrasah Tsanawiyyah Darussalam Tugu Mulyo Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir”

2. Identifikasi Masalah
      Berdasarkan uraian di atas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo.

b. Penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo.

c. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo.

3. Pembatasan dan Perumusan Masalah
      Agar penelitian yang dilakukan tidak melebar maka penulis membatasi penelitian ini pada : pengaruh model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo.

      Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah hasilbelajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo?

b. Bagaimanakah hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo?

c. Apakah pengaruh penggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo?

4. Tujuan dan Signifikansi Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
a. Mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo.

b. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VII di SMPN 2 Semendawai Timur.

c. Mengetahui apakah pengaruh penggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo?

      Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat yaitu:
1. Bagi Peserta Didik
a. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pemahaman materi akan terkurangi bebannya dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).
b. Peserta didik merasa senang karena dilibatkan dalam proses pembelajaran.
c . Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo.

2. Bagi Guru
a.Model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat digunakan sebagai alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan profesionalisme guru.
b. Mendokumentasikan kemajuan peserta didik selama kurun waktu tertentu. c.Guru dapat semakin termotivasi untuk mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran.

3. Bagi Sekolah
      Sebagai masukan atau informasi tentang penggunaan metode alternatif yang sesuai dengan bidang mata pelajaran.

4. Bagi Peneliti
      Manfaat yang diperoleh peneliti yaitu mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiah Darussalam Tugu Mulyo.

C. Kajian Teori dan Kerangka Berfikir
1. Hasil Belajar
      Pada umumnya seorang guru setelah melaksanakan proses belajar mengajar biasanya diadakan suatu evaluasi guna melihat hasil yang telah dicapai oleh siswanya karena medapatkan suatu proses belajar. hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindakan mengajar . hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar .

      Setiap siswa mempunyai potensi untuk dididik. Potensi yang dimiliki sangat berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya sehingga hasil belajar merupakan tolak ukur pencapaian tujuan pendidikan. Namun hasil belajar juga harus dievaluasi untuk melihat apakah proses belajar mengajar itu telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar. hasil belajar merupakan perubahan prilaku dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik.

      Sebagai salah satu contoh penilaian hasil belajar siswa dapat diketahui dengan menerakan skor atas jawaban yang telah diberikan kepada siswa untuk mengukur kemampuan kognitifnya atau dengan mengamati tingkah laku siswa selama proses belajar untuk mengukur kemampuan afektifnya sedangkan untuk mengukur kemampuan psikomotorik dapat dinilai setelah siswa melakukan demontrasi atau praktik , apabila siswa telah mencapai suatu standar ketuntasan berupa nilai maka siswa dapat dikatakan berhasil . “...keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol-simbol Jadi penilaian dari hasil belajar selain menggunakan angka dapat juga menggunakan huruf atau kata atau simbol

2. Model Pembelajaran
      Model merupakan contoh, pola acuan ragam, macam dan sebagainya; barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru . Model dapat dijadikan sebagai acuan yang digunakan untuk dilaksanakan dalam hal ini adalah pembelajaran.

      Menurut Joyce & Weil, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merencanakan bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain .

Model pembelajaran adalah suatu pola pilihan, yang mana seorang guru dapat memilih model pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi. Dalam pemilihan model pembelajaran tentunya harus sesuai dengan materi yang disampaikan oleh seorang guru agar tercapai suatu kompetensi yang diinginkan.

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru kelas Ini terlihat jelas bahwa dalam satu model pembelajaran terdapat pembelajaran yang lengkap dengan strategi, metode, dan pendekatan secara terperinci dari mulai kegiatan pembelajaran sampai dengan evaluasi hasil pembelajaran. Model Pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh model penelitian kelompok disusun oleh Herbet Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.

b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berfikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.

c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya model Syinetic dirangkai untuk memperbaiki kreatifitas dalam pelajaran mengarang.

d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax), (2) adanyan prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial dan (4) sistempedukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, (2) dampak pengiring yaitu hasil belajar jangka panjang.

f. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya

3.Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions(STAD)
      Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya. Dalam STAD siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa – siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.

Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang mereka capai sebelumnya.

      Langkah-langkah model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah sebagai berikut:
Penyampaian Tujuan dan Motivasi Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

a. Pembagian Kelompok
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman).

b. Persentasi dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai. Dalam proses pembelajaran dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu guru menjelaskan tentang tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.

c. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja bagi kelompok sehingga semua anggota mengusai dan masing-masing memberi kontribusi. Selama tim bekerja, guru memberikan motivasi, melakukan pengamatan serta memberikan bimbingan.

d. Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis dan juga penilaian terhadap persentasi kelompok. Siswa diberi kursi secara individual untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal sesuai dengan tingkat kesulitan.

e. Penghargaan Prestasi Tim
Pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Menghitung Skor Individu
2. Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok

Skor kelompok dihitung dari rata-rata perkembangan setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota tersebut.

Dari rata-rata skor perkembangan kelompok diperoleh skor kelompok. 1). Pemberian hadiah dan pengakuan skor Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.