A.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan
tekhnologi dan komunikasi tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia saja.
Ilmu pengetahuan juga mengalami banyak pemutakhiran. Pergeseran paradigma
pendidikan mengakibatkan semua lintas disiplin ilmu berkembang dengan pesat.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu disiplin ilmu yang terus berkembang.
Perkembangan tersebut sebagai upaya sadar para ahli pendidikan. Perbaikan
kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam terus di upayakan sebagai pengaruh dari perkembangan
tekhnologi tersebut. Hal ini dilakukan untuk menciptkan generasi yang cerdas,
tangguh, dan mencintai lingkungan.
Ilmu Pengetahuan
Alam adalah bidang kajian tentang makhluk hidup dalam segala aspek, lingkungan,
kehidupan, populasi, dan segala hal
yang ada di sekitar kita. Pembelajaran pengetahuan alam bukan merupakan hal
yang asing, karena dapat selalu kita jumpai dalam kehidupan disekitar kita.
Memperhatikan
bidang kajian mata pelajaran pengetahuan alam maka seharusnya pembelajaran di
sekolah-sekolah merupakan suatu kegiatan yang di senangi, dan bermakna bagi
peserta didik. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai
edukatif yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interakasi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan dalam sebelum
pengjaran dilakukan. (Djamarah : 2006, 1). Sebagai suatu sistem interaksi
edukatif mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran,
kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber dan evaluasi (Djamarah : 2005,
16). Komponen – komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Hamzah (2009)
peranan guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas bagi begi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan tujuan
khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan
belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Dari uiraian
diatas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran pengetahuan alam mempunyai nilai
yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul,
handal, dan mencintai lingkungan. Hal yang menjadi hambatan selam ini adalah
kurang dikemasnya pembelajaran pengetahuan alam dengan metode yang menarik,
menantang dan menyenangkan.
Para guru sering kali menyampaikan materi pengetahuan alam apa adanya, sehingga pembelajaran pengetahuan alam kurang menarik minat siswa dan membosankan sehingga pada akhirnya menjadikan prestasi siswa kurang memuaskan. Disisi lain juga karena kecenderungan siswa untuk aktif masih rendah. Ada beberapa faktor yang mengacu ke dalam hal tersebut yaitu : siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri, siswa siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain, dan siswa belum biasa bersaing menyampaikan gagasan dan pendaptnya dengan teman lain.
Para guru sering kali menyampaikan materi pengetahuan alam apa adanya, sehingga pembelajaran pengetahuan alam kurang menarik minat siswa dan membosankan sehingga pada akhirnya menjadikan prestasi siswa kurang memuaskan. Disisi lain juga karena kecenderungan siswa untuk aktif masih rendah. Ada beberapa faktor yang mengacu ke dalam hal tersebut yaitu : siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri, siswa siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain, dan siswa belum biasa bersaing menyampaikan gagasan dan pendaptnya dengan teman lain.
Pembelajaran
pengetahuan alam dianggap sebagai sesuatu yang membosankan, kurang menantang
dan tidak bermakna. Hal ini mungkin disebabkan karena kemampuan guru kurang
berdaya kreasi dalam pembelajaran, kurang dikuasainya metari-materi pengetahuan
oleh siswa, dan kurangnya variasi pengajaran.
Meningkatnya
aktivitas siswa akan lebih mengarahkan pengetahuan alam kepada hal yang lebih
bermakna. Dengan keikutsertaan siswa menyusun dan membuat perencanaan proses
belajar mengajar, adanya dorongan semangat melalui intelektual emosional siswa,
dan keikutsertaan siswa secara kreatif dalam mendengarkan dan memperhatikan apa
yang disajikan guru akan membawa pembelajaran IPA lebih berhasil.
Banyak cara agar pembelajaran pengetahuan alam
menjadi pembelajaran yang lebih bermakna, menyenangkan, dan berarti dalam
kehidupan. Salah satu cara yang cukup efektif adalah model pembelajaran quantum
teaching dengan tekhnik Jigsaw. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian
tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui pembelajaran model quamtum
teaching tekhnik jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa
dalam pembelajaran pengetahuan alam.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
uraian masalah diatas keadaan pembelajaran pengetahuan alam yang saat ini
terjadi adalah :
1.
Pembelajaran pengetahuan alam masih berjalan monoton
2.
Belum ada variasi dalam proses pembelajaran
3.
Belum ditemukan model pembelajaran yang lebih tepat
4.
Belum ada hubungan imbal balik antara guru dan siswa
5.
Tekhnik yang digunakan bersifat konvensional\
6.
Rendahnya kualitas pembelajatan pengetahuan alam
7.
Masih kuranya hasil belajar siswa untuk mata pelajaran
pengetahuan alam.
C. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari
identifikasi masalah diatas, permasalah yang dapat dirumuskan adalah :
1. Bagaimana menerapkan pembelajaran
model quantum teaching tekhnik Jigsaw agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran pengetahuan alam?
2. Apakah penggunaan
pembelajaran model quantum teaching tekhnik jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran pengetahuan alam?
D. Cara
Memecahkan Masalah
Metode yang akan
digunakan untuk memecahkan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah mmodel pembelajaran quantum teaching dengan tekhnik jigsaw. Dengan model
pembelajaran ini diharapkan hasil belajar dan aktifitas siswa dalam
pembelajaran siswa pengetahuan alam lebih meningkat.
E. Hipotesis
Tindakan
Penelitian ini
direncanakan terbagi dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti
prosedur, perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
dan refleksi (reflecting). Melalui ketiga siklus akan diamati peningkatan hasil
belajar dan aktifitas siswa. Untuk itu, hal yang dirmuskan dalam hipotesis
tindakan adalah sebagai berikut :
1. Dengan diterapkannya model
pembelajaran quantum teaching dengan tekhnik jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran pemngetahuan sosial.
2. Dengan diterapkan model
pembelajaran quantum teaching tekhnik jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa
dalam mata pelajaran pengetahuan alam.
F. Tujuan Penelitian
Tindakan Kelas
1. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas dalam pembelajaran
pengetahuan alam.
2. siswa merasa lebih mendapat perhatian dalam mengungkapkan gagasan
pendapat dan pertanyaan.
3. siswa dapat bekerja
secara mandiri maupun kelompok serta mempertanggung jawabkan tugas individu
maupun kelompok.
4. seluruh siswa dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas.
G. Manfaat Penelitian
Tindakan Kelas
Uraian manfaat dari hasil penelitian tindakan kelas ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Proses belajar mengajar
pengetahuan alam tidak lagi konvensional
2. Ditemukan strategi
pembelajaran yang tepat, tidak monoton, tetapi bersifat variatif.
3. Keberanian siswa
mengungkapkan ide, pendpat, pertanyaan dan saran meningkat.
4. Keaktifan siswa dalam
mengerjakan tugas baik mandiri maupun kelompok meningkat.
5. Kualitas pembelajaran
pengetahuan alam meningkat
6. Hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam meningkat.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Hakikat Model Pembelajaran
Quantum Teaching
Hakikat model pembelajarn quantum teaching akan di bahas
dalam beberapa bagian yakni pembelajaran quantum teaching dan prinsip-prinsip quantum teaching,
1.
Quantum Teaching
Quantum teaching adalah penggubahan bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi
ini mencakup unsur-unsur yang dapat mendukung efektifitas pembejaran, seperti
dan semangat siswa dalam belajar. Interaksi tersebut juga mengubah kemampuan
bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan
orang lain.
Pembelajaran dengan quantum teaching berusaha
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan, dengan cara
melibatkan semua unsur yang ada pada
siswa dan belajrnya melalui interaksi yang terjadi dalam kelas. bila metode ini
diterapkan, maka seorang guru akan lebih di mencintai dan berhasil dalam
memeberikan materi serta lebih di cintai anak didik. Sebab guru, guru
mengoptimalkan berbagai berbagai potensi yang ada, baik pada siswa maupun
lingkungan sekitarnya.
2.
Prinsip-Prinsip Quantum
Teaching
Dalam metode quantum teaching asas utamanya adalah
“Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.”
Hal ini menunjukkan, betapa pengaaran quantum teaching tidak hanya sebuah
proses transfer knowledge dari guru kepada siswa. Tetapi lebih jauh dari itu,
bagaimana menciptakan suasana belajart kondusif bagi siswa dan membangun
emosional yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam quantum teaching keberadaan bahasa tubuh sangat
ditekankan. Seperti tersenyum, bahu tegak, kepala ke atas, mengadakan
kontak mata dengan siswa dan lain-lain.
Guru tidak dianjurkan duduk manis di atas kursi dengan raut muka tanpa ekspresi
dan terpaku dengan buku teks yang dimiliki, sehingga mengesankan suasana
belajar yang menakutkan. Guru harus berusaha membuat suasana kelas menyenangkan
dengan menunjukkan ekspresi wajah ceria, dan memberikan respon positif terhadap
setiap hal positif yang dilakukan siswa. Selain itu guru juga dianjurkan selalu
berusaha menumbuhkan rasa percaya diri siswa memberikan kesempatan kepada
mereka untuk berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya.
B.
Tekhnik Jigsaw
Tekhnik jigsaw adalah tekhnik dengan mengelompokkan
siswa kedalam anggota kelompok. Setiap kelompok diberi materi yang berbeda.
Setiap orang didalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian / sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan bab mereka. Setelah diskusi selesai sebagai tim ahli tiap anggota
ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab
yang mereka kuasai dan tiap anggota laiinya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Kemudian tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
C.
Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah
melalui tahapan :
1. Keadaan sekarang – diskusi
pemecahan masalah – evaluasi awal
1) Pembelajaran IPA monoton
2) Belum ditemukan strategi
yang tepat
3) Metode konvensional
4) Rendahnya kualitas
pembejaran IPA
5) Rendahnya hasil pembejaran
IPA
2. Perlakuan – penerapan metode
Jigsaw
1. Penjelasan pembelajaran
2. Pelatihan pembejaran jigsaw
3. Simulasi pembejaran jigsaw
3. Hasil yang diharapkan - evaluasi akhir
1. Guru mampu menerapkan
tekhnik jigsaw
2. Kulaitas pembelajaran
meningkat
3. Hasil pemebalajartan IPA
meningkat
D.
Hakikat hasil belajar Dan
Aktifitas Siswa
1.
Hakikat hasil belajar
Untuk mengatakan suatu proses dikatakan berhasil,
setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya.
Berdasarkan kurikulum suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila
tujuan intruksional khususnya dapat dicapai. Untuk mengukur dan mengevakuasi
tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi
belajar.
Hasil belajar dapat dilihat dari melihat hasil ulangan
harian, nilai ulangan tengah semester, nilai semester. Dalam penelitian
tindakan kelas ini yang dimaksud hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan
harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Ulangan
harian minimal dilaksankan tiga dalam setiap semseter. Ulangan harian dilakukan
setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi
tertentu.dalam ulangan harian terdiri dari seperangkat soal yang harus di jawab
oleh peserta didik. tujuan ulangan harian adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa, memperbaiki program pembelajaran siswa serta sebagai
pertimbangan dalam nilai bagi para peserta didik.
2.
Hakikat aktivitas siswa
Aktifitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk
perhatian, sikap, pikiran, dalam pembelajaran guna menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Peningkatan aktifitas siswa dapat dilihat dari bertambahnya siswa yang bernai
mengemukakan penndapatnya, meningkatnyanjumlah siswa yang terlibat aktif dalam
pembelejaran, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas pelajaran.
Metode belajar mengajar yang memancing imbal balik akan lebih menyebabkan
suasan pembelajaran akan lebih kondusif, karena siswa akan lebih berperan
terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
Indikator aktifitas siswa dapat dilihat dari :
-
Mayoritas siswa yang beraktifitas dalam pembelajaran
-
Aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa
-
Mayoritas siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru
dalm lks melalui pembelajran quantum tekhnik jigsaw.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Setting penelitian
Seting dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi : tempat
penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut.
1. Tempat penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksnakan di MTs. Nurush Shomad Cahya Maju Kecamatan
Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas VII tahun pelajaran
2009/2010 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, terdiri dari 13 siswa
laki-laki dan 17 siswa perempuan.
Pemilihan
sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran.
2. Waktu Pnelitian
Penelitian
akan dilaksanakan pada awal tahun, yaitu bulan Mei sampai dengan Juni 2010.
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK
memerlukan siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.
3. Siklus PTK
PTK
ini dalakasanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar
dan aktifitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
memalui pemeblajaram quantum teaching tekhnik jigsaw.
B.
Persiapan Penelitian
tindakan kelas
Dalam PTK ini
dilaksanakan dibuat berbagai input instrumental yang akan dighunakan untuk
memberi perlakuan dalam PTK yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan PTK,
yaitu Kompetensi Dasar (KD) : Membandingkan sifat fisika dan sifat kimia
zat dan Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat
fisika dan sifat kimia.
Selain itu juga dibuat perangkat pembelajaran berupa : 1) Lembar Kerja
Siswa, 2) lembar pengamatan diskusi, 3) lembar evaluasi. Dalam persiapan juga
akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.
C.
Subjek Penelitian
Dalam Penelitian tindakan kelas ini yang menajdi
subjek penelitian adalah siswa kelas 7 yang terdiri 30 siswa dengan jumlah
laki-laki 13 dan 17 jumlah perempuan
D.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
sumber yaitu siswa, guru dan teman sejawat atau kolaborator.
1.
Siswa
Untuk Mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar
2.
Guru
Guna melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran
model quantum dengan tekhnik jigsaw dan hasil belajar serta aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran
3.
Teman Sejawat dan
Kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumnber
data untuk melihat implementasi penelitian tindakan kelas secara komprehensif,
baik dari sisi maupun guru.
E.
Tekhnik dan Alat Pengumpulan
Data
1.
Tekhnik
Tekhnik pengumpulan dat dalam penelitian ini adalah tes, observasi,
wawancara, wawancara dan diskusi.
a. Tes : dipergunakan untuk
mendapatkan data tentang hasil belajart siswa
b. Observasi : dipergunakan
untuk mengumpulkan data tentang partisipasi PBM dan implenetasi tekhnik jigsaw.
c. Wawancara : untuk
mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan impelemntasi pembelajaran quantum
teaching tekhnik jigsaw.
d. Diskusi antara guru, teman
sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK
2.
Alat Pengumpulan Data
Alat Pengumpul Data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, wawancara,
kuisioner dan diskusi sebagaimana berikut ini.
a. Tes. Menggunakan butir soal
/ instrumen soal untuk megnukur hasil belajar siswa
b. Observasi : menggunakan
lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar
c. Wawancara : mengungkapkan
panduan wawancara untuk mengetahui pendaat atau sikap siswa dan teman sejawat
tentang pembelajaran tekhnik jigsaw
d. Kuisioner : untuk
mengetahui pendapat atau sikap siswa dan
teman sejawat tentang pembelajaran tekhnik jigsaw
e. Diskusi : menggunakan lembar
hasil pengamatan
F.
Indikator Kinerja
Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya
selain siswa adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat
berpengaruh terhadap kinerja siswa.
1.
Siswa
a. Tes : rata-rata nilai
ulangan harian
b. Observasi : keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar
2.
Guru
a. Dokumentasi : kehadiran
siswa
b. Observasi : hasil observasi
c.
G.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi
dari pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan tekhnik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil belajar : dengan
menganalisa rata-rata nilai ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2. Aktivitas siswa dalam proses
belajar Ilmu Pengetahuan Alam : dengan menganalisa tingkat keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi,
sedang dan rendah.
3. Implementasi pembelajaran
qunatum teaching tekhnik jigsaw : dengan
menganalisa tingkat keberhasilan impelementasi tekhnik jigsaw kemudian
dikategorikan dalam klasiikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
H.
Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian yang diterapkan dalam hal ini
antara lain :
Siklus I
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning)
a.
Tim peneliti melakukan analisis
kurikulum untuk mengetahui komptensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan pembelajaran quantum teaching tekhnik jigsaw.
b.
Membuat rencana pembelajaran quantum
tekhnik jigsaw
c.
Membuat lembar kerja siswa
d.
Membuat instrumen yang digunakan
dalam siklus PTK
e.
Menyusun alat evaluasi pembelajaran
2.
Pelaksanaan
(Acting)
a.
membagi siswa dalam delapan kelompok
b.
menyajikan materi pelajaran
c.
memberikan materi diskusi
d.
Dalam diskusi kelompok, guru
mengarahkan kelompok
e.
Salah satu dari kelompok diskusi,
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
f.
Guru memberikan kuis atau pertanyaan
g.
Siswa diberikan kesempatan untuk
memberikan tanggapan.
h.
Penguatan dan kesimpulan secara
bersama-sama
i.
Melakukan pengamatan atau observasi
3.
Pengamatan
(Observation)
a.
Situasi kegiatan belajar mengajar
b.
Keaktifan siswa
c.
Kemampuan siswa dalam diskusi
kelompok
4.
Refleksi (Reflecting)
Penelitian
tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut.
a.
Sebagian besar (75% dari siswa)
berani dan mampu menjawab pertanyaan dari guru
b.
Sebagian besar (70% dari siswa)
berani menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang jawaban siswa yang lain.
c.
Sebagain besar (70% dari siswa)
berani mampu untuk bertanya tentang materi pelajaran pada hari itu
d.
Lebih dari 80% anggota kelompok
aktif dalam tugas kelompoknya
e.
Penyelesaian tugas kelompok sesuai
dengan waktu
Siklus II
Seperti halnya siklus pertama siklus
kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
1.
Perencanaan
(planning)
Tim peneliti
membuat rencana pelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama
2.
Pelaksanaan
(Acting)
Guru
melaksanakan pembelajaran quantum teaching dengan dngan tekhnik jigsaw
berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi siklus pertama .
3.
Pengamatan
(Observation)
Tim peneliti
(guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktifitas pembejaran
kooperatif tekhnik jigsaw
4.
Reefleksi
(reflecting)
Tim peneliti
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana
(replaining) untuk siklus ketiga.
Siklus III
Siklus ketiga merupakan putaran
ketiga dari pembelajaran quantum teaching tipe jigsaw dengan tahapan sama
seperti pada siklus pertama dan kedua.
1.
Perencanaan
(planning)
Tim peneliti
membuat rencana pelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.
2.
Pelaksanaan
(Acting)
Guru
melaksanakan pembelajaran quantum teaching dengan dngan tekhnik jigsaw
berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi siklus kedua .
3.
Pengamatan
(Observation)
Tim peneliti
(guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktifitas pembejaran
kooperatif tekhnik jigsaw
4.
Reefleksi
(reflecting)
Tim peneliti
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua ketigadan menganalisis
untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran quantum teaching
tekhnik jigsaw dalam peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA..
I.
Personalia
Penelitian
Penelitian ini melibatkan
Tim peneliti, identitas dari Tim tersebut adalah :
Nama
:
MUJIB, S. Ag
Pekerjaan : Guru MTs Nurush Shomad
Cahya Maju
Tugas dalam penelitian
: Pengumpulan dan Analisis
Data
J.
Rencana Kerja
No
|
KEGIATAN
|
MINGGU KE……..
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Perencanaan
|
||||||||||||
2
|
Proses pembelajaran
|
||||||||||||
3
|
Evaluasi
|
||||||||||||
4
|
Pengumpulan Data
|
||||||||||||
5
|
Analisis Data
|
||||||||||||
6
|
Penyusunan Hasil
|
||||||||||||
7
|
Pelaporan Hasil
|
K.
Daftar Pustaka
Nasih, Munjin, Ahmad, S. Pd, M. Ag & Kholidah, Nur, Lilik, S. Pd. M.
Pd. I. (2009). Metode Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.Bandung : PT Refika Mandiri.
Harto, Kasinyo, Dr. M. Ag & Abdurrahmansyah, M. Ag, (2009) Metodologi
Pembelajaran Berbasis Active Learning, Palembang : Grafika Telindo