KAMPUS UTAMA STIQ AN-NUR LEMPUING OKI

Kampus utama STIQ AN-NUR lEMPUING OKI di Jalan Lintas Timur Desa Tebing Suluh Kecamatan Lempuing Kabuupaten OKI Sumatera Selatan

Heard and Being Seen on a College Campus

          Ages 18-24 is a tagert demographic for many companies and brands. The studient members of this target group are early adopters of brands. products or services which they continue to be loyal to over many years to come. moreover, tehy lage and wide social networks where they spread the word about brands, product and services they love easily. What`s more, they spread the word among are other college students, which helps build brand awareness via peer to peer recomendations.         So, what`s so challenging about this target group? You know where they are-on the college campus. it is easy to locate them, but garnering their attention in a world filled marketing messaging is quite challenging. Here`s how you can be heard over the consistent college marketing noise making yourself heard with a difference : in competitive market, where everyone is tryng to make a presence on campus, you need to be different to be heard above the clutter. simply passing out flyers or placing ads does not work anymore. You need to offer something enganging and thet students want to grab their attention.         Partnership: Yet another place where you can find students is on off-campus clubs, restaurants, cofee shops and more. Why not partner with them to engage the student audience? Flaunt your brand more name on the cofee mugs, stick posters on walls of cofee shops, etc.         Spread the word : Spread the word from student to students. student brand ambassadors know what other students want and know how to speak to them without turning them off from your brand. Promote an "engaging" product even the best on-campus marketing campaigns will fail if the product does not interest the target group. Do you think a washing machine brand can garner attention on campus?.       ...

Learning and Teaching Ennhancement Culture Of Reflecting in Heigher Education

Institutional/programme and individual level for heigher education for strategies to establising a culture or rfelective has tobe pitched. Institutional level Firstly, the leadher ship of institution must clearly define the term RHELTE. This definition or appropriate phrase regarding RHELTE must be prominently featured the philosophical statement which gueides the institution's programmer and department function. Doing so signal the importance of RHELTE to the leadhership of the institution.  The placement of the philosophical statement t prominent points in and outside the physical walls an/or on display boards; programmer/course materials; prospectus, website, emails signature; VLE or intranet and the encouragement of teachers to talk openly about the phylosophical statement should occur. The statement should also be prominenly placed on marketing and advertising materials and selected stationery. Secondly, the senior management team and board of the institution should adopt or adapt a proffesional standards framework for teaching and supporting learning in heigehr education which has the idea of reflefctive teaching and learning parmeating the guide. Thirdly, plan, implement and host conferences on RHELTE to make the public aware of the place and focus of RHELTE ini the institution. Encourage the scholarship of teaching and learning as a discipline by disseminating research finding in the area. Again, these signal the  importance placed on  this aspect of the institution by the leadhership of the institution. Fourthly, develop and implement online and/or hard copy newsletter with a specific focus on RHELTE and which showcase staff's innovations and thoughts in the area. adopt or adapt an instrument that facilitate student's anonymous evaluation of modules and programmer teaching load and time -tabling of classes to allow teachers time critically reflect on their teaching and student's learning...

Pengelompokkan Media Pembelajaran

Berdasarkan perkembangan teknologi media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok sebagai berikut : Teknologi Cetak. cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis, Kelompok media hasil cetak meliputi teks, grafik, foto dan representasi fotografik dan reproduksi.  Materi cetak visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar. Teknologi aiudo-visual. Cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar.  Jadi, pengajaran melalui aoudio visual adalah produksi dan ppenggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergntung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.  ciri utama media audio visual ini adalah : 1) Mereka biasanya bersifat linier, 2) mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis, 3) mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya, 4) mereka merupakan represesntasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak, 5) mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif dan, 6) umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah. Teknologi Berbasis Komputer. merupakan cara menghasilkan...

manfaat Media Pembejaran dalam penyampaian materi

      Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp & Dayton (1985:3-4) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelejaran langsung sebagai berikut: Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lanjut. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagi penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prnsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partsisipasi siswa, umpan balik dan penguatan. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pembelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara...

Ciri Media Pendidikan petunjuk

Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media pendidikan digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efesisen) melakukannya. a. Ciri Fiksatif (fixative property) ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, cd, dan film. suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bentuan kemampuan manipulatif media. demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera untuk foto. Pada rekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur. c. Ciri distributif (distributive property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada...

MBS Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Secara umum, manajemen dapat diartikan sebagai aktivitas perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian dalam upaya penccapaian tujuan organisasi. yang dimaksud pendidik adalah individu yang bekualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya iswara, tutor, istruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.  sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 5 dan 6)             Pendidik adalah guru dan/atau konselor yang bertugas merencanakan, melaksanakan, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan tenaga kependidikan adalah staf dan penjaga yang bertugas mendukung terjadinya proses pendidikan di SD.  Dengan demikian, manajemen PTK adalah kegiatan perencanaan kebutuhan, rekrutmen/pengadaan, pembinaan dan pengembangan, pemotivasian, perpindahan kerja (mutasi), pengawasan dan penilaian kinerja, pemberhentian pertanggungjawaban (pelaporan) PTK berbasis sekolah di SD.           Pendidik pada SD sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas dan guru mata pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh SD masing-masing sesuai dengan keperluan. Guru mata pelajaran di SD sekurang-kurangnya mencakup guru kelompok mata pelajaran; guru agama dan akhlak mulia; guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; selain itu, juga ada guru pembina ekstrakurikuler.            Tenaga kependidikan di SD adalah individu yang diangkat untuk menunjang penyelenggaraan...

Lingkungan Sumber Belajar dan Prestasi Belajar IPS PTK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah        Mengingat manusia dalam konteks sosial demikian luasnya, maka pada pembelajaran IPS setiap jenjang pendidikan, kita harus melakukan pembatasan sesuai dengan kemampuan siswa pada tingkat masing-masing. Sebagaimanam Nursid (1984: 11) menyatakan bahwa: “Radius ruang lingkup pengajaran IPS di SD dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan hidup murid SD tersebut”. Menyimak dari pernyataan di atas bahwa ruang lingkup yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat.  Oleh karena itu segala gejala dan masalah serta peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ). IPS adalah bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu pengajaran IPS yang tidak bersumber kepada masyarakat, tidak mungkin akan mencapai sasaran dan tujuan pelajaran IPS. Nursid (1994: 13) selanjutnya mengatakan bahwa: “Pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan obyeknya, merupakan suatu bidang pengetahuan yang tidak berpijak kepada kenyataan”.       Terkait dengan penelitian ini, Peneliti tertarik dengan permasalahan-permasalahan yang menyangkut pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, yang dirumuskan dalam judul penelitian. Peneliti yakin apabila guru tidak mengetahui perkembangan anak, maka guru akan menghadapi kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, sebab guru telah mengabaikan potensi anak, sedangkan bila guru melupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, maka guru akan membina anak didik dalam mimpi-mimpi yang tidak realistis.  Pengajaran IPS tidak akan mampu membina...

Proposal PTK IPA Menggunakan Alat Peraga

Pembaca berikut saya upload contoh proposal ptk tahun 2015 mata pelajaran IPA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah        Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rokhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan". Berdasarkan tujuan tersebut maka setiap pembelajaran diharapkan semua siswa dapat menguasai ilmu yang dipelajari dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari -hari.        Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar.        Kurikulum KTSP yang diberlakukan secara menyeluruh di Indonesia pada pendidikan dasar dan menengah yang berorientasi pada pendidikan berbasis kompetensi, diharapkan semua siswa mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya sesuai dengan standar yang telah di tetapkan dengan mengintegrasikan life skill yang dimilikinya. Mengacu pada Standar isi Kurikulum KTSP yang dijabarkan dalam Silabus, termasuk...